Rabu 04 Nov 2020 11:30 WIB

Pelatih Porto: Penalti Marseille Ubah Jalannya Laga

Gagalnya pinalti Dimitri Payet jatuhkan mental Marseille

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Penyerang Marseille, Dimirti Payet saat gagal mengeksekusi pinalti saat laga melawan Porto.
Foto: EPA-EFE/ESTELA SILVA
Penyerang Marseille, Dimirti Payet saat gagal mengeksekusi pinalti saat laga melawan Porto.

REPUBLIKA.CO.ID,   PORTO -- Pelatih FC Porto, Sergio Conceciao, agaknya harus berterima kasih kepada bintang Marseille, Dimitri Payet, saat kedua tim saling berhadapan pada laga ketiga fase penyisihan Grup C Liga Champions, Rabu (4/11) dini hari WIB. Kegagalan Payet dalam mengeksekusi tendangan penalti menjadi salah satu momen penting kemenangan Porto atas Marseille.

Dalam laga yang digelar di Stadion do Dragao, Porto, Portugal itu, tim tuan rumah sukses melibas Les Olimpiens, 3-0. Bahkan, Porto sudah bisa mencetak gol saat laga belum genap memasuki menit keempat. Adalah Moussa Marega yang membuka keunggulan tim tuan rumah pada menit keempat. Kendati begitu, Marseille memiliki peluang besar untuk bisa menyamakan kedudukan.

Baca Juga

Pelanggaran keras Malang Sarr terhadap Payet membuat wasit menunjuk titik putih dan memberikan hadiah penalti buat Les Olimpiens. Namun, Payet yang ditunjuk untuk mengeksekusi tendangan penalti tersebut gagal melaksanakan tugasnya. Berniat mengarahkan bola ke pojok kanan atas gawang Porto, eks gelandang serang West Ham itu malah mengirimkan bola ke tribun penonton.

Bola hasil sepakan Payet itu melambung tinggi di atas mistar gawang Porto. Kegagalan ini seolah menurunkan kepercayaan diri para penggawa Marseille di laga tersebut. Akhirnya, di sisa laga, Porto tampil lebih nyaman dan bisa mengendalikan permainan. Juara Liga Portugal musim lalu itu pun menutup laga dengan kemenangan, 3-0.

Dua gol tambahan Porto masing-masing dicetak oleh Sergio Oliviera via tendangan penalti pada menit ke-28 dan Luis Diaz pada menit ke-69. Pelatih Porto, Sergio Concecaio, pun mengakui, apabila tendangan penalti Marseille bisa merobek gawang timnya, maka bisa mengubah jalannya laga dan bukan tidak mungkin mengubah hasil akhir laga tersebut.

''Harus diakui, jika mereka bisa mencetak gol lewat tendangan penalti itu, maka laga itu bisa menjadi laga yang jauh berbeda. Namun, itulah sepak bola. Kami akhirnya bisa meredam permainan mereka dan menciptakan lebih banyak peluang di sisa laga,'' kata Concecaio seperti dilansir laman resmi UEFA, Rabu (4/11).

Kendati begitu, keberuntungan tersebut bukan satu-satunya alasan Porto bisa mengalahkan Marseille. Menurut Conceciao, anak-anak asuhnya berhasil mengintepretasi perubahan taktik dan strategi demi memanfaatkan kelemahan tim besutan Andre Villas-Boas tersebut. Pun dengan kedisplinan para penggawa Porto.

''Kami tahu, apabila mereka tampil dengan 4-4-2, gelandang tengah mereka tidak akan bisa mengawal bek-bek sayap kami. Ini menjadi interpretasi strategi dan taktik yang luar biasa dari para pemain. Dari aspek ini, laga ini benar-benar menjadi laga yang sukses buat kami,'' kata mantan gelandang Lazio tersebut.

Kemenangan ini pun membawa Porto menempati peringkat kedua klasemen sementara Grup C dengan hanya terpaut tiga angka dari Manchester City, yang kokoh dengan raihan sembilan poin dari tiga laga. Sementara buat Marseille, kekalahan ini mengantarkan Les Olimpiens ke dasar klasemen sementara Grup C lantaran selalu menelan kekalahan di tiga laga Grup C. Peluang Marseille untuk bisa lolos ke babak 16 besar pun kian tipis..

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement