Rabu 04 Nov 2020 13:41 WIB

Tugas Penyaluran Bansos Bulog Rampung, Ada Tahap Kedua?

Saat ini, kemungkinan penyaluran bansos beras tahap kedua masih dibahas.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Perum Bulog telah merampungkan penugasan penyaluran bantuan sosial beras sebanyak 450 ribu ton kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan. Bulog mengatakan, tengah dalam proses pembicaraan untuk melanjutkan program bantuan sosial itu.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Perum Bulog telah merampungkan penugasan penyaluran bantuan sosial beras sebanyak 450 ribu ton kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan. Bulog mengatakan, tengah dalam proses pembicaraan untuk melanjutkan program bantuan sosial itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog telah merampungkan penugasan penyaluran bantuan sosial beras sebanyak 450 ribu ton kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan. Bulog mengatakan, tengah dalam proses pembicaraan untuk melanjutkan program bantuan sosial itu.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, pada prinsipnya, Bulog masih siap jika ditugaskan kembali oleh pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial beras. Ia mengatakan, Bulog telah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh jajaran wilayah untuk persiapan penugasan selanjutnya.

"Sedang dalam proses pembahasan, termasuk untuk jumlah pada tahap kedua (jika ditugaskan)," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Rabu (4/11).

Bansos beras tahap I sebanyak 450 ribu ton untuk 10 juta keluarga disalurkan untuk periode Agustus-Oktober 2020. Beras yang dibagikan yakni untuk kualitas medium.  Jika Bulog kembali mendapatkan penugasan, maka kemungkinan pemerintah akan menyalurkan beras periode November-Desember. "Yang jelas anggaran tahun 2020," ujarnya.

Kendati demikian, ia tidak dapat memastikan apakah bansos beras kembali dilanjutkan. Sebab, program tersebut tergantung kepada Kementerian Sosial selaku pemilik program dan anggaran.

Adapun total anggaran yang digelontoran pada bansos beras tahap pertama sebelumnya yakni Rp 5,1 triliun. Dana tersebut untuk keperluan pembayaran beras ke Bulog sekaligus biaya distribusi beras hingga ke setiap keluarga. Adanya bansos beras tambahan itu merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020.

Seperti diketahui, penugasan penyaluran bansos menjadi angin segar bagi Bulog. Pasalnya, Bulog saat ini tidak lagi menjadi penyalur tunggal bantuan beras sejahtera (Rastra) setelah sistemnya diubah menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Kartu Sembako. Di mana, sebelum 2017, Bulog secara rutin menyalurkan bantuan beras minimal 2,4 juta setiap tahunnya.

Saat ini, penyalur beras menerapkan sistem pasar bebas sehingga Bulog kehilangan pasarnya dan kesulitan dalam menyalurkan beras yang diserap dari produksi petani. Alhasil, stok beras Bulog sempat mengalami kerusakan yang berujung pada tindakan pemusnahan beras sehingga merugikan perusahaan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement