REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan akan mengawali kunjungan ke markas Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Laussane, Swiss untuk membahas peluang Indonesia dalam proses bidding tuan rumah Olimpiade 2032.
“Dalam waktu dekat kami akan berangkat ke Swiss ke kantor IOC untuk menguatkan (pencalonan Indonesia) dan melaporkan situasi hari ini,” kata pria yang akrab disapa Okto di Kantor KOI, Jakarta, Rabu (4/11).
Dalam kesempatan itu, KOI akan menyampaikan materi pre-bidding, baik dalam bentuk video maupun laporan lain. Harapannya, kunjungan tersebut dapat menguatkan peluang sekaligus menunjukkan keseriusan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Sementara untuk materi persiapan bidding, lanjut Okto, akan dikerjakan oleh komite khusus yang merupakan panitia penanggung jawab pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
Komite khusus ini baru dapat dibentuk setelah adanya koordinasi dengan seluruh stakeholder olahraga dan kementerian serta lembaga terkait.
Setelah kunjungan KOI, Presiden Joko Widodo juga, menurut dia, juga akan terbang ke Swiss sebagai upaya penguatan langkah Indonesia dalam proses pencalonan itu.
“Kunjungan ke IOC diawali NOC lalu presiden. Jadi kalau presiden datang itu harus sudah final. Jadi sebelum presiden datang, kita harus memastikan Indonesia menang. Presiden datang itu sudah penguatan,” tuturnya.
Indonesia akan bersaing dengan Australia, Jerman, Unifikasi Korea, India, dan Qatar dalam pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032. Australia sudah pernah dua kali menjadi tuan rumah Olimpiade pada 1956 di Melbourne dan 2000 di Sydney. Jerman juga pernah menggelar Olimpiade pada tahun 1972 di Munich, sementara Seoul terpilih menjadi tuan rumah pada 1988.
Okto berharap agar pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 mendapatkan dukungan dari seluruh rakyat karena hal itu juga menjadi salah satu faktor yang menentukan.
"Kami berharap jika Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah, maka Olimpiade akan meninggalkan warisan untuk bangsa ini. Kami membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk media dan seluruh rakyat Indonesia, karena dalam proses bidding ini IOC juga akan melakukan polling,” pungkas dia.