Rabu 04 Nov 2020 21:52 WIB

Digitalisasi SPBU, Transaksi Non-Tunai di Jatimbalinus Naik 269%

Pada Oktober penggunaan aplikasi MyPertamina lebih dari 24 ribu transaksi per hari.

Rep: Silawati (swa.co.id)/ Red: Silawati (swa.co.id)
Transaksi Non Tunai di SBPU Pertamina
Transaksi Non Tunai di SBPU Pertamina

Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus PT Pertamina (Persero) mencatat rata-rata jumlah transaksi harian  pada bulan Oktober menggunakan aplikasi MyPertamina lebih dari 24.000 transaksi per hari. Jumlah ini naik 269% dibandingkan dengan rata-rata jumlah transaksi harian pada Bulan September yang tercatat  8.900 transaksi/hari 

Menurut Ahad Rahedi, Section Head Communication & Relation MOR V, Pertamina telah melakukan digitalisasi di seluruh lini bisnis, dari hulu hingga hilir. Melalui Digitalisasi SPBU, termasuk pengembangan aplikasi MyPertamina, Pertamina memantau distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) end to end process, yang memberikan layanan lebih aman, mudah dan cepat. 

Hingga akhir Oktober, Pertamina mencatat 1.174 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur telah menuntaskan program Digitalisasi SPBU. Jumlah tersebut mencakup 93% dari total 1.265 SPBU yang direncanakan untuk implementasi teknologi digital di wilayah Jatimbalinus bersinergi dengan Telkom yang saat ini sedang dalam proses persiapan serta pemasangan sejumlah perangkat pendukung di SPBU.

Dengan Program Digitalisasi SPBU, maka Pertamina dapat memantau kondisi stok BBM, penjualan BBM, dan transaksi pembayaran di SPBU secara real-time. Konsep digitalisasi adalah dengan merekam seluruh data transaksi dan stok SPBU secara akurat pada waktu yang faktual, di mana dari setiap nozzle/selang pengisian BBM ke kendaraan konsumen dibuatkan sesuai sistem sedemikian rupa, sehingga secara langsung dapat memberikan data konsumsi dan penjualan setiap SPBU.

“Dengan program digitalisasi ini, Pertamina dapat mengetahui jika terdapat SPBU yang akan kehabisan persediaan produk BBM, sehingga dapat segera ditindaklanjuti dengan upaya pengiriman BBM ke SPBU tersebut,” ungkap  Ahad. 

Digitalisasi juga mewujudkan cashless payment antara Pertamina dengan pemilik SPBU, serta pemilik SPBU dengan konsumen. Program ini menurut Ahad dapat meningkatkan pengawasan penyaluran BBM, khususnya yang bersubsidi yaitu Biosolar (B30) dan penugasan yaitu Premium. Hal tersebut dimungkinkan karena data-data tersebut juga dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas.

Pertamina juga memberikan kemudahan bagi konsumen untuk membeli produk-produk Pertamina dengan cara pembayaran non tunai (cashless payment). Pembayaran non tunai di SPBU dapat dilakukan baik melalui fasilitas yang telah dikerjasamakan dengan berbagai perbankan maupun dengan Link Aja yang telah terintegrasi dengan aplikasi MyPertamina. Kedua cara ini merupakan langkah konkret Pertamina dalam menerapkan transparansi dalam menjalankan penugasan dari pemerintah sekaligus meningkatkan kemudahan bagi masyarakat dalam membeli produk Pertamina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement