Kamis 05 Nov 2020 07:57 WIB

Persaingan Pilpres AS Kian Ketat, Harga Emas Turun

Pasar melihat potensi kemenangan Joe Biden semakin melemah.

 Seorang petugas pemilu mengumpulkan surat suara setelah dipindai dan sebelum tabulasi di ruang penghitungan di Departemen Pemilu Panitera Contra Costa County di Martinez, California, AS, 03 November 2020. Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Rabu (4/11), tertekan penguatan dolar AS. Ketatnya persaingan di pilpres Amerika Serikat (AS) membuat investor ketar-ketir menanti hasilnya.
Foto: EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
Seorang petugas pemilu mengumpulkan surat suara setelah dipindai dan sebelum tabulasi di ruang penghitungan di Departemen Pemilu Panitera Contra Costa County di Martinez, California, AS, 03 November 2020. Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Rabu (4/11), tertekan penguatan dolar AS. Ketatnya persaingan di pilpres Amerika Serikat (AS) membuat investor ketar-ketir menanti hasilnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Rabu (4/11), tertekan penguatan dolar AS. Ketatnya persaingan di pilpres Amerika Serikat (AS) membuat investor ketar-ketir menanti hasilnya.

Presiden AS Donald Trump meraih keunggulan awal di negara bagian utama Florida, memperkeruh jalan bagi saingannya dari Demokrat, Joe Biden. Perkembangan tersebut membuat investor menurunkan ekspektasi untuk rancangan undang-undang stimulus.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, merosot 14,2 dolar AS atau 0,74 persen menjadi ditutup pada 1.896,2 dolar AS per ounce. Harga emas bertengger kembali di bawah level psikologis 1.900 dolar AS setelah mencatat kenaikan selama tiga hari beruntun.

"Pasar kehilangan kepercayaan dapat berlanjut menuju kemenangan Biden saat ini. Kami telah meihat (kemenangan) Biden melemah dan efek besarnya adalah bahwa kami telah melihat dolar menguat," kata analis IG Markets, Kyle Rodda.

Trump memimpin atas Biden di negara bagian medan pertempuran penting Florida pada Selasa (3/11). Sementara negara bagian lain yang akan membantu memutuskan pemilihan, termasuk North Carolina, belum selesai.

Investor awalnya bersiap untuk kemenangan bagi Biden, yang diharapkan dapat menyuntikkan pasar dengan langkah-langkah stimulus yang berpotensi besar untuk membantu mengatasi kejatuhan ekonomi dari pandemi Covid-19. “Saya pikir peluang menyapu bersih semakin berkurang, hampir setiap menit. Itu mengurangi kemungkinan, atau kemungkinan setidaknya, dari program stimulus besar yang disetujui pada hari-hari pertama pemerintahan Biden,” kata Matt Sherwood, kepala strategi investasi di Perpetual di Sydney.

Emas telah melonjak sekitar 25 persen sepanjang tahun ini didukung oleh stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah pandemi Covid-19 karena emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi. Indeks dolar yang mengukur nilai greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya naik 0,7 persen.

Angka ekonomi positif juga meredam emas. Defisit perdagangan internasional AS turun 4,7 persen menjadi 63,9 miliar dolar pada September dari 67 miliar dolar pada Agustus. Angka PMI akhir bidang jasa-jasa IHS Markit naik menjadi 56,9 pada Oktober, laju ekspansi tercepat sejak April 2015 dan naik dari 54,6 pada September.

Investor juga menunggu pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat, untuk arah ekonomi setelah pemilihan AS.

Logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 44,1 sen atau 1,81 persen menjadi ditutup pada 23,893 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 4,9 dolar AS atau 0,56 persen menjadi menetap di 870,1 dolar AS per ounce.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement