Kamis 05 Nov 2020 18:25 WIB

Satgas: Jaga Jarak Paling Sulit Diterapkan dalam 3M

Jaga jarak tidak berkaitan dengan diri sendiri, bergantung pula dengan orang lain.

Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah calon penumpang mengantre menunggu bus. Ilustrasi
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah calon penumpang mengantre menunggu bus. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku/Kepala Lembaga Demografi FEB Universitas Indonesia Turro Wongkaren, Ph.D mengatakan menjaga jarak menjadi protokol kesehatan 3M yang paling sulit diterapkan.

"Sejauh ini kita bersyukur mayoritas masyarakat yang kita pantau dengan aplikasi baru PeduliLindungi sudah melakukan protokol kesehatan dengan baik, tetapi tergantung daerahnya. Dan jika melihat 3M itu yang paling susah diikuti adalah menjaga jarak," katanya dalam bimcang wicara " Cegah Covid-19 Pada Orang Dengan Komorbid" di media center Satgas Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, Kamis (5/11).

Hal itu, katanya, karena protokol kesehatan yang satu itu tidak berkaitan dengan diri sendiri. Kalau mencuci tangan dengan sabun secara personal menyadari pentingnya melakukan itu maka orang akan melaksanakannya, begitu juga dengan penggunaan masker untuk kenaikan sendiri.

Selain itu, kata dia, menjaga jarak memang bergantung pula dengan orang lain, seperti jika pekerjaannya harus menggunakan fasilitas transportasi publik, itu satu sama lain harus mengerti.