REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Pramono Ubaid Thantowi, mengaku optimistis partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 meningkat meskipun dilaksanakan dalam kondisi pandemi Covid-19. Ia berkaca pada pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) tahun ini yang mencapai angka perolehan suara cukup tinggi dibandingkan pemilihan sebelumnya.
"Padahal kita tahu Amerika adalah negara dengan penyebaran Covid-19 tertinggi dengan korban meninggal dunia paling tinggi di seluruh dunia, tapi antusiasme publik malah meningkat," ujar Pramono dalam diskusi daring Pilkada Aman dan Bersih, Senin (9/11).
Ia memang tak menampik pandangan sejumlah pihak yang mengkhawatirkan penyelenggaraan pilkada di tengah pandemi Covid-19. Publik juga mengkhawatirkan masyarakat enggan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menghindari kerumunan massa pada 9 Desember mendatang.
"Pada gilirannya akan membuat partisipasi pemilih akan menurun dan pada ujungnya setidaknya standar paling umum dari kualitas demokrasi kita, yakni demokrasi pemilih akan menurun," kata Pramono.
Namun, ia meyakini pilkada tetap dapat dilaksanakan saat pandemi meskipun lebih rumit dan mahal. Ia pun berkaca pada Pilpres AS yang belum final, serta sejumlah pemilihan yang sudah dilakukan beberapa negara dalam kondisi pandemi Covid-19, partipasi pemilihnya lebih tinggi dengan pemilihan sebelumnya.
Pramono memberikan catatan, pilkada tetap bisa dilaksanakan dengan baik jika ada kerangka hukum yang kokoh dan penyesuaian pengaturan tahapan pilkada dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara proporsional. Menurut dia, komunikasi publik juga harus transparan agar pemilih meyakini pilkada aman dari potensi penularan virus corona.
"Lalu prasyarat terakhir adalah kedisiplinan semua pihak, penyelenggara, pemilih, pasangan calon, tim kampanye," tutur Pramono.