Jumat 13 Nov 2020 07:28 WIB

Penjelasan Benda Mati yang Hidup dalam Islam

Sesungguhnya mereka memiliki ruh, nafas, dan bahkan hidup.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Penjelasan Benda Mati yang Hidup dalam Islam. Suasana di halaman Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi saat musim haji 2017.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Penjelasan Benda Mati yang Hidup dalam Islam. Suasana di halaman Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi saat musim haji 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Benda yang umumnya dianggap mati oleh manusia sejatinya tidak benar-benar mati. Mereka memiliki ruh, nafas, dan bahkan hidup. Hal ini pun dijelaskan dalam sejumlah fakta dan bukti kegamaan.

Dalam buku Kafilah Al-Fatihah karya Je Abdullah dijelaskan, ada banyak perkara batin dari benda-benda mati yang perlu diketahui manusia. Maka tak heran bahwa banyak sekali sunnah yang menganjurkan untuk menyapa kehidupan batin itu dengan cara yang baik.

Baca Juga

Salah satu contohnya adalah ketika masuk dan keluar masjid. Umat Islam dianjurkan untuk masuk dan keluar masjid dari arah yang berbeda. Tujuannya adalah agar tempat-tempat yang disentuh dapat lebih banyak, karena mereka (tempat-tempat itu) hidup, memiliki kecerdasan, dan akan menjadi saksi atas apa yang kita lakukan.

Imam Bukhari pun pernah meriwayatkan beberapa kejadian yang tidak biasa, salah satunya adalah tentang tiang-tiang Masjid Nabawi yang terbuat dari batang pohon kurma. Imam Bukhari berkata: “Dahulu Nabi saat berkhutbah biasanya akan bersandar pada salah satu batang kurma itu,”.

“Ketika telah dibuatkan mimbar dan beliau berkhutbah dengan berdiri di atasnya, terdengar suara dari batang kurma itu seperti suara unta yang sedang melahirkan. Nabi lalu mendatanginya dan meletakkan tangannya pada batang kayu itu hingga ia terdiam,”.

Dijelaskan, kisah ini bukan isapan jempol semata, bukan pula fabel. Semuanya nyata disaksikan pula oleh para sahabat yang menunjukkan bahwa kekuatan batiniah ternyata memiliki eksistensi dengan dinamikanya tersendiri. Ada kehidupan dalam benda-benda itu, dengan kata lain benda yang dianggap mati sesungguhnya bukan hanya hidup, tapi juga memiliki kecerdasan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement