REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Benda yang umumnya dianggap mati oleh manusia sejatinya tidak benar-benar mati. Mereka memiliki ruh, nafas, dan bahkan hidup. Hal ini pun dijelaskan dalam sejumlah fakta dan bukti kegamaan.
Dalam buku Kafilah Al-Fatihah karya Je Abdullah dijelaskan, ada banyak perkara batin dari benda-benda mati yang perlu diketahui manusia. Maka tak heran bahwa banyak sekali sunnah yang menganjurkan untuk menyapa kehidupan batin itu dengan cara yang baik.
Salah satu contohnya adalah ketika masuk dan keluar masjid. Umat Islam dianjurkan untuk masuk dan keluar masjid dari arah yang berbeda. Tujuannya adalah agar tempat-tempat yang disentuh dapat lebih banyak, karena mereka (tempat-tempat itu) hidup, memiliki kecerdasan, dan akan menjadi saksi atas apa yang kita lakukan.
Imam Bukhari pun pernah meriwayatkan beberapa kejadian yang tidak biasa, salah satunya adalah tentang tiang-tiang Masjid Nabawi yang terbuat dari batang pohon kurma. Imam Bukhari berkata: “Dahulu Nabi saat berkhutbah biasanya akan bersandar pada salah satu batang kurma itu,”.
“Ketika telah dibuatkan mimbar dan beliau berkhutbah dengan berdiri di atasnya, terdengar suara dari batang kurma itu seperti suara unta yang sedang melahirkan. Nabi lalu mendatanginya dan meletakkan tangannya pada batang kayu itu hingga ia terdiam,”.
Dijelaskan, kisah ini bukan isapan jempol semata, bukan pula fabel. Semuanya nyata disaksikan pula oleh para sahabat yang menunjukkan bahwa kekuatan batiniah ternyata memiliki eksistensi dengan dinamikanya tersendiri. Ada kehidupan dalam benda-benda itu, dengan kata lain benda yang dianggap mati sesungguhnya bukan hanya hidup, tapi juga memiliki kecerdasan.