REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
Tafsir Ringkas Kemenag
Karena kebenciannya kepada Nabi dan penentangannya terhadap dakwah beliau dengan cara yang menyakitkan, maka celaka dan binasalah kedua tangan Abu Lahab yakni diri Abù Lahab, yang bernama ‘Abdul ‘Uzzà bin ‘Abdul Muttalib; dan benar-benar binasa dia!
Tafsir Kemenag
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa Abu Lahab akan rugi dan binasa dan kata-kata ini sebagai kutukan dari Allah baginya. Binasa pada kedua belah tangannya karena tangan adalah alat bekerja dan bertindak. Bila kedua belah tangan seseorang telah binasa, berarti ia telah binasa.
Dikatakan Abu Lahab, padahal namanya Abdul-'Uzza, karena ia berwajah tampan menawan. Namun para ulama berpendapat bahwa dikatakan Abu Lahab karena ia pasti menjadi penghuni neraka yang bergejolak apinya. Hal itu seperti orang komunis memilih syiar merah dan golongan kiri karena golongan kiri adalah ashabusy-syimal.
Permulaan ayat ini adalah kutukan atas kebinasaan Abu Lahab dan penutupnya adalah sebagai keterangan dari Allah bahwa kutukan tersebut telah terbukti dan Abu Lahab pasti rugi di dunia dan di akhirat. Ketika ayat tabbat yadA abi lahabin watabba turun, Ummu Jamil al-'AurA (wanita yang sebelah matanya buta) binti harb datang sambil berteriak-teriak.
Ia membawa batu sekepalan tangan, seraya berkata. "Dia mencela (agama kami), kami menolak. Agamanya kami benci dan perintahnya kami bantah." Ketika itu Nabi saw. duduk di dalam masjid bersama Abu Bakar. Ketika Abu Bakar melihat wanita itu, beliau berkata, Wahai Rasulullah, wanita itu telah datang.
Saya khawatir dia melihatmu." Maka Rasulullah saw. berkata "Dia tidak akan melihatku." Kemudian Nabi membaca sebuah ayat dan berlindung dengan menggunakan ayat itu. Beliau membaca "Dan apabila kamu membaca Al-Qur'an, kami jadikan diantara kamu dan orang-orang yang tidak beriman itu penghalang yang tertutup." Wanita itu berdiri di depan Abu Bakar, namum ia tidak bisa melihat Rasulullah saw. Ia berkata, "Hai Abu Bakar, aku mendapat kabar bahwa temanmu itu telah menghinaku." Abu Bakar berkata, "Tidak. Demi Tuhan Pemilik Ka'bah. Dia tidak mencelamu." Lalu wanita itu berpaling sambil berkata, "Kaum Quraisy telah tahu kalau aku adalah putri pembesarnya." (Riwayat al-hakim)
Sumber:
https://quran.kemenag.go.id/sura/111