SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM- Masa pandemi memang menghadirkan paradigma baru di segala aspek kehidupan. Pandemi dengan segala keterbatasan menuntut semua beradaptasi jika tak ingin tergerus situasi. Seperti dunia usaha kuliner. Kondisi pandemi akhirnya memunculkan kreativitas pelaku usaha kuliner untuk berinovasi.
Seperti yang dilakukan sejumlah pelaku UMKM kuliner di Sragen ini dan hasilnya pun cukup mengesankan. Setidaknya perjuangan sukses itu tergambar dari tiga pelaku UMKM kuliner ini. Kegigihan mereka berinovasi di masa pandemi itu terungkap ketika mereka berbagi kisah dengan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, kemarin. Ketiganya mendapat kesempatan diundang oleh Mbak Yuni yang mengaku terkesan dengan semangat mereka yang bisa meraih sukses di masa pandemi.
Tiga pelaku UMKM kuliner itu adalah Mbak Murti perintis camilan gethuk khas Sragen yang kini jadi salah satu oleh-oleh andalan. Gethuk Mbak Murti kini makin terkenal setelah mampu berinovasi. Di hadapan Mbak Yuni, Murti mengaku awalnya menjajakan gethuknya produksinya dari toko ke toko oleh-oleh dengan dititipkan.
Namun masa pandemi memaksanya memutar otak. Dengan keterbatasan aktivitas dan tatap muka, akhirnya ia berinovasi dengan merintis penjualan via reseller. Keputusannya itu rupanya berbuah manis. Dengan tampilan yang makin oke, ternyata gethuknya malah booming ketika dijajakan via reseller. "Keuntungan yang diperoleh perbungkusnya memang lebih sedikit, tetapi keuntungan bersih selama pandemi malah bertambah karena omzet juga makin tambah," ujar pemilik akun @gethukmurtisragen itu menceritakan pengalamannya di hadapan Mbak Yuni. Sosok kedua adalah Mbak Lestari.
Pelaku UMKM dengan produk tahu susu ini kini juga mereguk hasil manis berkat keberaniannya berinovasi dengan menciptakan produk tahu dengan susu. Memanfaatkan teknologi dan media sosial, jajanan aneka olahan tahu kreasinya juga laris manis dijajakan via [email protected]. "Karena palanggan memerlukan tahu yang lebih lembut dan ukuran yang lebih besar, maka saya beradaptasi dengan tahu yang dang dibuat dari kedelai yang dicampur dengan susu. Nggak nyangka ternyata produk baru itu malah banyak digemari oleh pelanggan Warung JKM," tutur Mbak Lestari. Sosok perempuan hebat yang menyita perhatian Cabup Sragen itu adalah Mbak Yenni dengan kuliner andalannya ayam tim. Pemilik akun medsos @nyah_yen itu, kini bisa tersenyum setelah produknya makin diserbu pelanggan lewat inovasi ayam timnya. Padahal, ia mengaku awalnya hanya berjualan nasi uduk.
Namun ia merasakan dampak yang besar ketika pandemi menyerang dan omzetnya mulai menurun. "Saya melihat masyarakat makin kritis dengan kesehatan, terutama dengan MSG (micin). Sehingga saya ingin menciptakan masakan ayam tanpa MSG.Karena masakan ayam yang tanpa MSG cita rasanya agak kurang, lalu saya pakai strategi dengan di-tim. Ternyata citarasa ayamnya jadi lebih sedap, bumbunya terasa, dan lebih digemari pelanggan. Alhamdulillah sekarang lumayan ramai," tutur Yenni. Kisah inspiratif pejuang-pejuang UMKM kuliner itu pula yang akhirnya membawa mereka berkesempatan bertemu orang nomor satu di Pemkab Sragen. Sementara, Mbak Yuni mengaku sengaja mengundang mereka karena terkesan dengan inovasi dan semangat besar untuk beradaptasi dengan usahanya. Sehingga tak hanya sekadar bertahan, namun usaha mereka kini juga jauh lebih berkembang dan sukses.
Menurutnya, kisah perjuangan dan semangat besar mereka layak diapresiasi dan diharapkan bisa menginspirasi pelaku - pelaku UMKM lainnya untuk ikut berinovasi. "Saya harap rekan-rekan UMK yang lain mampu ikut beradaptasi di tengah situasi pandemi ini. Jangan patah arang dan selalu berkembang dengan semangat gotong royong. Masih banyak rekan-rekan di luar sana yang siap saling membantu untuk mengembangkan usaha bersama. Tetap beli produk lokal. Ingat, tetap jaga kesehatan diri dan keluarga kita. Saya yakin Masyarakat Sragen dapat melewati pandemi ini dengan sukses," tandasnya.