Selasa 17 Nov 2020 06:57 WIB

Aminah binti Wahb: Dari Rahimnya Lahir Rasulullah (4)

Juru ramal Quraisy itu meramal satu per satu wanita Bani Zuhrah.

Aminah binti Wahb: Dari Rahimnya Lahir Rasulullah (4). Ilustrasi Rasulullah
Foto: Pixabay
Aminah binti Wahb: Dari Rahimnya Lahir Rasulullah (4). Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di lain pihak, para wanita Bani Zuhrah sibuk mempersiapkan sebuah forum kecil untuk Saudah sang juru ramal. Mereka berkumpul di sekelilingnya dan bersiap memberikan komentar atas apa yang disampaikan.

Mereka memasang telinga. Saudah pun mulai membuka ramalan tentang wajah para wanita yang duduk di sekitarnya.

Baca Juga

Tak lama, ia buka suara, "Wahai Bani Zuhrah, sesungguhnya di tengah kalian akan lahir seorang wanita atau seorang laki-laki pemberi peringatan. Maka tunjukkanlah kepadaku para putri kalian."

Tak berpikir panjang, para wanita Bani Zuhrah bergegas mengumpulkan para putri mereka, lalu dihadapkan kepada Saudah. Juru ramal Quraisy itu meramal satu per satu wanita Bani Zuhrah.

Datanglah giliran Barrah binti 'Abdul 'Uzza menghadap Saudah dan menunjukkan putrinya Aminah. Kali ini, cukup lama Saudah menatap dan mengamati Aminah dengan teliti.

Ia memberikan perhatian lebih banyak kepadanya dibanding para putri yang ditunjukkan sebelumnya. Sementara para wanita yang lain turut menyimak dengan saksama semua gerak-gerik sang peramal.

Wajah Saudah menatap penuh wajah Aminah. Sesekali ia menahan napas, kemudian menoleh ke arah langit.

Tak lama kemudian, ia mengembalikan pandangannya ke wajah Aminah, sambil melepas napas panjang. Kali ini, ia tampak lebih tenang.

Namun, para wanita Bani Zuhrah yang sedari tadi menahan napas, terus mengarahkan pandangan, dan memasang telinga, semakin penasaran. Akhirnya, yang ditunggu-tunggu pun buka suara. Dengan tenang. Saudah menyampaikan, "Inilah wanita yang akan melahirkan pemberi peringatan."

Disebutkan, 'Abdul Muththalib memiliki 10 orang putra. Namun, kecenderungan sang ayah kepada 'Abdullah jauh lebih besar dibanding kepada putra-putra yang lain. Abdul Muththalib sendiri tak tahu apa alasannya, terutama setelah nazar penyembelihan yang terkenal itu."

Bersambung...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement