Selasa 17 Nov 2020 08:16 WIB

Nuryadi, Sosok Cleaning Service yang Jadi Dekan FEB Uhamka

Ia pernah jadi tukang becak, tukang sapu dan buruh.

Nuryadi (kedua dari kiri)  menerima Uhamka Awards atas pengabdiannya selama 30 tahun di Uhamka, mulai dari cleaning service hingga akhirnya menjadi dekan FEB.
Foto: Dok Uhamka
Nuryadi (kedua dari kiri) menerima Uhamka Awards atas pengabdiannya selama 30 tahun di Uhamka, mulai dari cleaning service hingga akhirnya menjadi dekan FEB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dalam kegiatan Uhamka Awards yang diselenggarakan pada Sabtu (14/11), terdapat suatu momen mengharukan. Adalah Nuryadi Wijiharjono, sosok yang telah mengabdikan jiwa dan pemikirannya dalam mencerdaskan bangsa bersama Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA  (Uhamka) selama 30 tahun lebih. 

Awal mula menjadi bagian Uhamka, ia memulai pengabdian sebagai cleaning service dan karyawan. Hingga akhirnya nasib berpihak kepadanya, ia menjadi dosen dan mendapat penghargaan berupa emas dan uang tunai sebagai bentuk ucapan terima kasih atas dedikasinya yang luar biasa untuk Uhamka. 

Kariernya di Uhamka begitu luar biasa, ia memulai hidup merantau dari Yogyakarta ke Jakarta menjadi tukang becak, buruh masak, hingga pada akhirnya ia diminta untuk membesarkan kampus IKIP Muhammadiyah (saat ini Uhamka) menjadi karyawan perpustakaan. Karena kegigihan dan keuletan Nuryadi, Uhamka menyekolahkannya ke strata 2 yang akhirnya membawanya menjadi dosen. Bahkan, puncak kariernya sebagai dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uhamka.

“Betapa berlikunya jalan yang pernah ditempuh untuk bisa berada dalam posisi saat ini. Awal karier saya di Uhamka dari profesi cleaning service, kemudian menjadi karyawan, dosen sampai saat ini,” ujarnya saat memberikan kesan dan pesan di kampus FEB Uhamka, Sabtu (14/11). 

Dia melanjutkan, rasa syukur sampai saat ini masih diberi kesempatan untuk hidup dan mengabdi bagi Uhamka dan persyarikatan Muhammadiyah.  Nuryadi menyatakan rasa bangga melihat Uhamka yang sekarang telah berkembang pesat bila dibandingkan saat pertama kali ia menapakkan kakinya ke kampus yang saat ini telah memiliki lebih dari 30 ribu mahasiswa. 

Dia juga menyampaikan harapan dan nasihat  kepada seluruh generasi muda yang menimba ilmu di Uhamka dalam berbagai disiplin keilmuan agar belajar dengan giat dan memiliki cita-cita untuk bisa meneruskan jenjang pendidikan lanjutannya di perguruan tinggi ternama yang ada di seluruh dunia. “Sebaik-baik seorang kader Muhammadiyah ialah kader yang berprestasi dalam banyak disiplin bidang keilmuan namun setelah ia berhasil ia tak lupa untuk pulang dan berkontribusi nyata bagi perkembangan Muhammadiyah,” katanya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Dia pun terharu sampai menitikkan air mata, kemudian sujud syukur. “Terima kasih kepada Rektor Uhamka Prof  Gunawan Suryoputro dan  para pimpinan lainnya yang telah menyelenggarakan acara ini. Sungguh ini suatu keistimewaan dan tidak bisa dilupakan,” ujarnya.

“Saya pernah jadi tukang becak, tukang sapu, buruh, 30 tahun sudah saya di Uhamka. Saya tidak tahu ke depan saya akan ada lagi. Saya berdoa semoga akan banyak lahir kader-kader hebat dari Uhamka, hebat dalam memikirkan kemajuan bangsa,  pemberi solusi dan membawa kemaslahatan bagi banyak orang,” kata Nuryadi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement