Selasa 17 Nov 2020 20:29 WIB

Bandung Terancam Masuk Zona Merah Covid-19

Bandung terancam zona merah karena tingkat kewaspadaan Covid-19 menurun.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nora Azizah
Bandung terancam zona merah karena tingkat kewaspadaan Covid-19 menurun (Foto: ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/ANDREA CANALI
Bandung terancam zona merah karena tingkat kewaspadaan Covid-19 menurun (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gugus tugas penanganan covid-19 khawatir status Kota Bandung terancam masuk zona merah penyebaran virus korona atau covid-19. Hal tersebut merujuk kepada tingkat kewaspadaan terhadap pandemi covid-19 yang terus mengalami penurunan.

"Kalau sekarang label (status) kita masih oranye tapi angka sudah 183. Kalau masuk 180 sudah merah, dari (level) kewaspadaan ini bahaya," ujar Ketua gugus tugas penanganan covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, Selasa (17/11).

Baca Juga

Ia melanjutkan, apabila status Kota Bandung masuk ke zona merah maka peraturan Wali Kota Bandung tentang adaptasi kebiasaan baru (AKB) harus direvisi. Menurutnya, penyebaran covid-19 di klaster keluarga pun terus meningkat.

"Klaster keluarga meningkat, zona merah juga mendekati 0,3 lagi ini jangan terjadi kita saat ini 183 minimal 180, kemarin 198 makanya kita terus konsolidasi," katanya.

Ema menambahkan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kebijakan relaksasi sektor usaha di tengah Kota Bandung yang terancam masuk zona merah. Ia mengatakan penindakan terhadap sektor usaha yang melanggar aturan protokol kesehatan harus tegas.

"Kalau ada penindakan tindak saja, kalau harus tutup-tutup. Jadi jangan ada buka dan misal ada pengunjung tidak bermasker tutup tokonya kan itu berarti membandel. Kalau lebih jam 9 bukanya, karaoke sampe jam 12 kalau lebih ya tutup," katanya.

Ia mengatakan penyebaran covid-19 terus mengalami pergerakan ke arah pertambahan yang harus diantisipasi. Menurutnya, pencegahan di klaster keluarga harus dilakukan salah satunya anggota keluarga yang beraktivitas di luar rumah saat kembali harus langsung membersihkan diri.

"Contoh saya sebagai kepala rumah tangga bekerja dan saya datang ke rumah. Ini bisa jadi carrier, nah ini saya jangan dulu bkontak dengan pihak keluarga, harusnya saya bersihkan badan pakaian," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement