REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Area penginapan Kampung Atlet harus menjadi tempat teraman di Tokyo selama pelaksanaan olimpiade tahun depan. Ini disampaikan seorang pejabat senior Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Rabu (18/11) setelah pertemuan dengan panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020.
Presiden IOC Thomas Bach dan pejabat lainnya berada di ibu kota Jepang pekan ini sebagai bentuk dukungan bagi penyelenggara ketika mereka mencoba mengatur pelaksanaan olimpiade meskipun ada pandemi Covid-19. Menyusul keputusan penundaan yang dikeluarkan pada Maret, disepakati Olimpiade Tokyo akan dimulai pada 23 Juli 2021.
Lebih dari 11 ribu atlet diharapkan hadir di Tokyo dan ribuan lainnya akan datang untuk ajang selanjutnya Paralimpiade. Mayoritas atlet akan tinggal di Kampung Atlet.
Dalam laporan Reuters, Rabu, seorang pejabat IOC yang mendampingi Kepala IOC Thomas Bach, yaitu Joan Coates mengatakan jumlah atlet tidak akan berkurang. Tugas penyelenggara untuk membuat mereka merasa aman.
"Kami harus memastikan bahwa Kampung Olimpiade adalah tempat teraman di Tokyo. Para atlet harus punya kepercayaan terhadap rasa aman itu," kata Coates, yang mengepalai Komite Koordinasi IOC untuk Olimpiade Tokyo.
Menyimpang dari tradisi, Coates mengatakan para atlet tidak akan bisa tinggal di Kampung Atlet selama olimpiade berlangsung.
"Para atlet, setelah kompetisi mereka selesai, akan memiliki waktu satu hingga dua hari dan kemudian mereka akan pulang. Masa tinggal lebih lama justru akan meningkatkan potensi masalah," Coates menyebutkan.
Coates mengatakan komisi atlet IOC telah memberikan dukungan penuh kepada penyelenggara.
Penyelenggara tidak menyelesaikan tindakan konkret Covid-19 dalam pembicaraan tiga hari dan tidak mengatakan apakah penonton akan diizinkan masuk di lokasi tertentu. CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto mengatakan bahwa lebih banyak kebijakan akan diselesaikan pada waktunya pada pengumuman anggaran panitia bulan depan.