REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Melalui Muhammad Marmaduke Pickthall, Allah menjaga terangnya Alquran di tengah gelapnya sekularisme barat yang berkiblat ke Inggris. Berkat kerja keras Pickthall, Islam tetap berkibar melalui penerjemahan Alquran yang ia lakukan.
Dalam buku Tujuh Mualaf yang Mengharumkan Islam karya Tofik Pram dijelaskan, terjemahan Alquran ala Pickthall adalah terjemahan Alquran pertama di dalam bahasa Inggris yang dikerjakan seorang Muslim dan diaukui oleh Universitas Al-Azhar Mesir.
Oleh Times Literary Suplement terjemahan itu bahkan disebut sebagai sebuah pencapaian besar dalam dunia penulisan. Tentu saja, prestasi ini pun memberi pengaruh besar bagi perkembangan Islam di Eropa. Dan menariknya, ini dilakukan oleh seorang mualaf.
Niat Pickhtall untuk menerjemahkan Alquran sejatinya telah muncul sejak 1917 ketika ia baru memeluk Islam. Ia merasa adalah tanggung jawab seorang Muslim untuk dekat dan akrab dengan Alquran dan menjadikannya pedoman hidup bagi umat Muslim yang tak mengerti bahasa Arab.
Keinginan Pickthall pada akhirnya baru bisa terwujud pada 1928. Ia berhasil menyelesaikan proyek penerjemahan Alquran yang ia terbitkan pada 1930. Langsung saja, dari kerja kerasanya itu ribuan Muslim mendapat pencerahan dan manfaat.
Sebagaimana ilmuwan Muslim lainnya, Pickthall tidak menerjemahkan kata Allah SWT dalam Alquran. Dalam kata pengantar bukunya, ia menulis bahwa Alquran tidak bisa ‘diterjemahkan’. Oleh karena itu terjemahannya tetap disandingkan dengan teks asli Alquran dalam bahasa Arab.
“Tidak ada kesalahan sebesar zarrah pun di dalam Alquran. Mahasuci Allah,” kata Pickthall.