Senin 23 Nov 2020 03:09 WIB

Ini Reaksi Morbidelli Setelah Raih Runner-up MotoGP

Padahal Morbidelli memakai motor Yamaha YZR-M1 dengan spesifikasi lebih rendah.

Franco Morbidelli
Foto: EPA-EFE
Franco Morbidelli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembalap tim satelit Petronas Yamaha, Franco Morbidelli, membuktikan diri, meski memakai motor Yamaha YZR-M1 yang memiliki spesifikasi lebih rendah. Ia mampu meraih predikat runner-up kejuaraan dunia MotoGP tahun ini.

Setelah finis ketiga di belakang Miguel Oliveira dan Jack Miller di Grand Prix Portugal, Ahad (22/11), Morbidelli mengakhiri musim 2020 dengan koleksi 158 poin di peringkat dua klasemen, terpaut 17 poin dari Joan Mir dari tim Suzuki Ecstar yang mengunci gelar juara dunia di Grand Prix Valencia pekan lalu.

Morbidelli tahun ini dipersenjatai paket motor M1 spek-A. Sedangkan rekan satu timnya, Fabio Quartararo, yang lebih diunggulkan, menggunakan spek pabrikan yang lebih tinggi seperti yang digunakan oleh Maverick Vinales dan Valentino Rossi di tim Monster Energy Yamaha.

Namun demikian, pembalap Italia itu mampu mengeksploitasi lebih baik paket motornya untuk finis lima kali di podium, termasuk tiga kemenangan musim ini, hingga mengantarkannya sebagai yang terbaik di antara pembalap Yamaha lainnya.

"Saya sangat senang dengan musim ini. Awalnya bukan dengan cara terbaik ketika saya mengetahui bahwa saya akan mendapat paket yang berbeda dari para pembalap lainnya. Saya sedikit frustrasi dan tidak merasa baik," ujar Morbidelli pascalomba seperti dilansir laman resmi MotoGP.

Seakan menegaskan perbedaan motor dari rekan satu timnya, Quartararo bersinar di awal musim dengan menjuarai dua balapan pembuka di Jerez, sedangkan Morbidelli mengalami masalah mesin di balapan seri kedua. Pembalap Italia itu baru merasakan podium pertamanya di MotoGP ketika finis runner-up di Republik Ceska yang menjadi seri ketiga musim ini.

Kemudian jebolan akademi VR46 milik Valentino Rossi itu meraih kemenangan perdananya di kelas premier setelah tampil dominan di Grand Prix San Marino. Morbidelli setelah kemenangan pertamanya itu sempat mengatakan ia sadar sebagai pembalap tim satelit memiliki peluang tak sebesar pembalap yang mendapat dukungan penuh dari pabrikan dalam perebutan gelar juara dunia. Ia hanya ingin tampil terbaik di setiap balapan.

Namun di musim yang serba tak bisa diduga tahun ini, ditambah bayang-bayang pandemi Covid-19, kejutan hadir hingga akhir tahun. Dan benar saja, Quartararo yang diunggulkan di awal tahun, bahkan dijagokan menjadi juara dunia oleh Marc Marquez yang melewatkan musim ini karena cedera, didera penampilan tidak konsisten dan bahkan tergeser dari pucuk pimpinan klasemen oleh Mir di GP Aragon.

Justru Morbidelli semakin moncer, meraih dua kemenangan lagi di GP Teruel dan GP Valencia. "Kami bisa bekerja lebih baik dan mampu mengeksploitasi lebih kemampuan motor ini khususnya di balapan beruntun. Di balapan kedua kami selalu super kuat dan kami selalu mampu memahami dengan baik apa yang kami perlukan dengan motor ini dan menempatkannya di trek."

Tim Petronas Yamaha mengakhiri musim sebagai runner-up klasemen, setelah Suzuki Ecstar sekaligus sebagai tim independen terbaik. Morbidelli pun memiliki bekal kuat untuk memulai musim baru tahun depan ketika ia akan dipasangkan dengan mentornya, Valentino Rossi, yang bertukar bangku dengan Quartararo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement