REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Umat Muslim di Prancis menghadapi penangkapan dan pelecehan oleh polisi atas kecurigaan tak berdasar tentang ekstremisme. Hal ini diketahui melalui sebuah video yang menjadi viral di media sosial.
Dilansir di Ahlulbayt, Selasa (24/11), sebuah keluarga Muslim yang terdiri dari lima orang terkejut menemukan setidaknya empat pria bersenjata dengan wajah yang ditutupi balaclava, menggedor pintu mereka.
Keluarga tersebut mengatakan kepada program TV Prancis Quotidien, bahwa para pria bersenjata berat itu memaksa masuk ke apartemen dan menggeledah harta milik keluarga. Alasan tindakan tersebut terkait apa yang disampaikan putri kecil mereka di sekolah.
Gurunya telah menanyakan kepada siswa apa pendapat mereka tentang pembunuhan Samuel Paty. Gadis muda itu menjawab, "Saya sedih tentang itu, tetapi jika guru tidak menunjukkan karikatur kepada siswanya, hal ini tidak akan terjadi."
Seseorang baik di kelas atau di sekolah melaporkan tanggapannya kepada pihak berwenang, yang memicu penggerebekan bersenjata di rumah keluarga yang tidak bersalah.
Keluarganya telah ditandai sebagai kemungkinan ekstremis karena kata-kata seorang gadis usia sekolah menengah. Dan penggerebekan itu adalah contoh mengejutkan dari apa yang disebut Institut Transnasional (TNI) yang berbasis di Amsterdam sebagai "pra-kejahatan".
Istilah tersebut berasal dari cerita pendek Philip K Dick berjudul "The Minority Report," dirilis sebagai film blockbuster yang dibintangi Tom Cruise pada 2002. Konsep pra-kejahatan berkisar pada penangkapan yang dilakukan bukan untuk kejahatan yang dilakukan, tetapi atas apa yang dilakukan negara.
Penggerebekan di Prancis menunjukkan bagaimana Islamofobia mengarah pada penangkapan pra-kejahatan karena keyakinan tersangka memicu kecurigaan atas kemungkinan niat mereka. "Umat Islam dikonstruksi secara diskursif dan politis sebagai ancaman," jelas TNI tentang tren meresahkan yang juga hadir di Inggris dan Belanda.
Menurut TNI, kebijakan anti-terorisme yang dipicu Islamofobia melegitimasi prasangka dan kecurigaan yang dilembagakan terhadap populasi Muslim.
TNI merilis studi komparatif tentang tren yang mengganggu, berjudul "Stranger than Fiction: Bagaimana pendekatan 'pra-kejahatan' untuk 'Melawan Ekstremisme Kekerasan' melembagakan Islamofobia."
Hal itu menyoroti bagaimana sejak 2014 aparat anti-terorisme Prancis telah mengubah pendekatannya untuk menangkap calon ekstremis sebelum mereka melakukan dugaan kejahatan di masa depan.
Pemisahan agama dan negara di Prancis telah lama mencegah penargetan minoritas semacam itu, tetapi seperti yang ditunjukkan oleh serangan berdasarkan komentar seorang anak, meningkatnya Islamofobia mengarah pada penargetan keluarga yang tidak bersalah atas kecurigaan yang tidak berdasar.
Sumber: https://en.abna24.com/news//islamophobia-in-france-prompts-baseless-arrests_1088202.html