Rabu 25 Nov 2020 14:36 WIB

Wapres Wanti-Wanti Perkembangan Fintech

Selain edukasi, aspek keamanan teknologi perlu terus disempurnakan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Wapres mewanti-wanti soal perkembangan teknologi finansial atau fintech dengan beragam model bisnisnya.
Foto: Dok. KIP/Setwapres
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Wapres mewanti-wanti soal perkembangan teknologi finansial atau fintech dengan beragam model bisnisnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mewanti-wanti soal perkembangan teknologi finansial atau fintech dengan beragam model bisnisnya. Terlebih, industri ini melibatkan dana masyarkat.

Kiai Ma'ruf mengingatkan, perlindungan terhadap kepentingan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Pelaku fintech juga harus harus memperkuat tata kelola penyelenggaraan layanan.

Baca Juga

"Aspek keamanan teknologi perlu terus disempurnakan. Selain itu, edukasi pemanfaatan layanan secara hati-hati dan rasional kepada masyarkat juga harus dilakukan," kata Kiai Ma'ruf dalam sambutannya di acara penutupan Pekan Fintech Nasional 2020 yang bertema Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Upaya Bersama Digitalisasi Jasa Keuangan Indonesia" pada Rabu (25/11).

Ia juga mengingatkan, layanan fintech untuk menjaga kepercayaan masyarakat, seperti halnya layanan keuangan lainnya. Sebab, fintech merupakan bisnis yang berbasis kepercayaan. Karena itu kepercayaan merupakan hal yang tidak bisa ditawar.

Perkembangan fintech ditandai dengan semakin bervariasinya model bisnis dan solusi teknologi keuangan. Kiai Ma'ruf mencatat, terdapat lebih dari 23 model bisnis yang tersedia. Mulai layanan pembayaran digital (digital payment) dan layanan pinjaman digital (digital lending).

Juga layanan pengumpulan modal secara digital (digital capital raising), layanan asuransi berbasis teknologi (insurtech); layanan manajemen investasi berbasis teknologi (wealthtech); serta layanan pengumpulan informasi pasar (market provisioning).

Hal ini, kata Kiai Ma'ruf, membuat masyarakat memiliki banyak pilihan dalam melakukan aktivitas ekonomi. "Melakukan transaksi apapun sekarang hanya satu sentuhan jari berkat kehadiran teknologi keuangan digital ini," ujar Kiai Ma'ruf.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement