REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia pada Rabu menyampaikan sebanyak 2.684 pekerja perusahaan sarung tangan Top Glove positif Covid-19.
Top Glove merupakan perusahaan sarung tangan terbesar di dunia dengan 41 pabrik berbasis di Malaysia. Perusahaan itu pertama kali mengumumkan sejumlah pekerjanya didiagnosis virus korona pada 5 November lalu.
Menteri Keamanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan hingga kemarin telah memberlakukan tes Covid-19 kepada 5.795 pekerja. Dengan kejadian ini, Top Glove menjadi penyumbang besar kasus Covid-19 di Malaysia.
“Hingga kemarin, 20 pabrik ditutup sementara, 7 lainnya ditutup hari ini dan satu lagi akan menyusul,” kata Ismail dalam konferensi persnya di Kuala Lumpur.