Kamis 26 Nov 2020 14:30 WIB

Mutu Kemasan Tingkatkan Daya Saing IKM

Banyaknya produk makanan selama pandemi, pelaku IKM dituntut berinovasi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Perajin mengemas keripik daun beluntas (ilustrasi). Peningkatan mutu kemasan dinilai dapat meningkatkan daya saing produk IKM di pasaran.
Foto: Prasetia Fauzani/ANTARA
Perajin mengemas keripik daun beluntas (ilustrasi). Peningkatan mutu kemasan dinilai dapat meningkatkan daya saing produk IKM di pasaran.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Industri Pangan, Olahan, dan Kemasan (IPOK) tetap memberikan pelayanan bagi para Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di Jawa Barat. Termasuk layanan peningkatan mutu kemasan produk IKM guna meningkatkan daya saing di pasaran.

Kepala Seksi Pengembangan Usaha UPTD IPOK Detty Tatianada menyampaikan, layanan desain kemasan dan cetak kemasan ini memberikan manfaat terhadap para industri kecil untuk bersaing di pasaran. Sehingga, perekonomian yang lesu dihantam Covid-19 bisa kembali merangkak naik. 

Baca Juga

"Jadi mereka bisa bersaing di pasaran. Karena banyak produk makanan yang bermunculan di tengah Covid-19, orang-orang mulai berinovasi," kata Detty, Kamis (26/11).

Dengan fasilitasi desain kemanasan dan cetak kemasan yang difasilitasi UPTD IKOM, pelaku IKM bisa meraih pendapatan lebih banyak. Terlebih, layanan ini gratis.

UPTD IPOK Disperindag Jabar sendiri memiliki dua layanan, yang pertama layanan mesin, sewa tanah dan bangunan yang akan menghasilkan retribusi. Dengan layanan ini para IKM bisa mendapatkan mesin yang mereka butuhkan dengan harga jauh di bawah harga pasaran. 

Yang kedua, layanan desain kemasan dan cetak kemasan. Layanan ini gratis karena ditujukan untuk meningkatkan daya saing para pelaku IKM. Selain memberikan layanan di Rumah Kemasan, UPTD IKOM juga rutin menggelar acara pelatihan di kabupaten/kota.

Oktober lalu misalnya, pelatihan pengemasan untuk kelompok petani tembakau yang berada di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran. Kegiatan ini dihadiri oleh 60 pelaku usaha tembakau.

Sementara menurut Ketua Dekranasda Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil, peluang UMKM kuliner untuk terus tumbuh tidak lepas dari gaya hidup masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang cenderung berbelanja makanan secara daring. 

Atalia mengatakan, dalam kondisi apapun masyarakat membutuhkan makan sehingga industri kuliner tidak akan pernah mati. "Makanan itu kebutuhan primer yang akan didahulukan dibanding kebutuhan lainnya," kata Atalia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement