Jumat 27 Nov 2020 00:20 WIB

Maradona: Dalam Hati Saya, Saya Orang Palestina

Diego Maradona mengaku mendukung Palestina berjuang melawan penjajahan tanpa takut.

Maradona ketika menerima syal dari pendukung dan mengatakan
Foto: hotarabic
Maradona ketika menerima syal dari pendukung dan mengatakan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maradona mendukung sejumlah pemimpin revolusioner di Amerika Latin. Sosok yang juga dikenal sebagai El 10, secara terang-terangan memihak perjuangan kaum sosialis di dunia, khusunya di Amerika Latin.

Dia juga menentang berbagai bentuk imperialisme dan kolonialisme yang terjadi di Palestina. "Dalam hati saya, saya orang Palestina, dan saya pembela rakyat Palestina. Saya menghormati dan bersimpati terhadap mereka. Saya mendukung Palestina tanpa takut,” kata Maradona, seperti dikutip .

Baca Juga

Sebagai pejuang anti-imperialisme, Maradona mendukung Revolusi Bolivarian di Venezuela dan gerakan sosial progresif di Amerika Latih. Ia tidak pernah berhenti memperjuangkan hak-hak orang miskin dan tertindas untuk membebaskan diri.

“Saya kiri dalam arti saya (berjuang) untuk kemajuan negara saya, untuk meningkatkan kualitas hidup orang miskin sehingga kita bisa bebas dan damai,” kata dia seperti dikutip Redfish.

Di dunia sepak bola, rakyat Amerika Latin mengingat betul cerita soal laga amal di La Paz pada 2008 silam. Pada saat itu, pertandingan di ibu kota Bolivia itu hampir saja tak digelar jika tak ada Maradona.

FIFA berencana mengeluarkan larangan pertandingan sepak bola di La Paz, yang terletak 3.600 meter di atas permukaan laut, karena dapat mengancam kesehatan pemain.

Maradona tak tinggal diam. Ia berani maju ke depan ditemani presiden Bolivia, Evo Morales untuk melawan larangan FIFA itu. Untuk menunjukkan dukungannya, ia bahkan ikut bermain dalam pertandingan persahabatan itu.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Argentina Clarin pada 2018, Maradona sebetulnya sempat mengatakan ia akan mempertimbangkan tawaran untuk terjun ke dunia politik.

Mungkin maju sebagai calon wakil presiden dengan Peronist Cristina Fernandez pada Pilpres 2019 untuk menggulingkan pemerintah konservatif pada saat itu.

“Fidel mengatakan kepada saya bahwa saya harus mengabdikan diri pada politik, dan saya akan maju dengan Cristina,” kata Maradona. “Saya melihat banyak orang-orang menderita, tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri sampai akhir bulan.”

Pemilik Tangan Tuhan itu kini memang sudah tiada. Terlepas dari berbagai kontroversi, perjuangannya baik dalam sepak bola maupun saat membela kaum tertindas telah ditutup secara paripurna. Maradona berpulang pada usia 60 tahun, Rabu, 25 November 2020, tanggal yang sama saat idolanya, Fidel Castro, meninggal dunia empat tahun silam.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement