REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Kepala BPH Migas beserta Tim didampingi GM ASDP (Persero) cabang Sorong, Partogi Tumba melakukan Kunjungan Lapangan terkait ketersediaan kebutuhan JBT untuk kapal ASDP wilayah Sorong, Papua Barat.
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengingatkan, untuk angkutan alat berat atau barang-barang milik perusahaan asing, tidak tepat jika menggunakan BBM subsidi. Kejadian ini seperti di PT KAI yang rutin untuk angkutan batubara, sekarang sudah diganti dengan non subsidi. Bedanya, mungkin yang ini tidak rutin, namun demikian perlu didalami, karena gak boleh subsidi untuk asing, "nanti saya akan tugaskan team untuk meninjau lokasi lebih jauh," ujar Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa di Dermaga ASDP Sorong, dalam siaran persnya, Ahad (29/11).
Dalam kesempatan ini juga, Ifan sapaan akrab Kepala BPH Migas menyarankan agar ASDP menyiapkan kapal-kapalnya untuk dual sistem bahan bakar, BBM dan LNG. Sebab Indonesia kaya akan LNG dan harganya bisa 2/3 atau setidaknya 1/2 lebih murah.
Sudah banyak contoh Kapal di dunia yang memakai LNG, seperti kapal Ferry, tanker, kapal angkutan kontainer, bahkan kapal pesiar pun sudah ada, dari Australia, Amerika Serikat, Eropa salah satunya Jerman kini sudah menggunakan LNG.
"Dengan dual BBM sebagai alternatif, tentu nanti prakteknya akan dipakai yang lebih murah, kalau LNG tidak perlu subsidi, sehingga penghematan anggaran negara, bisa dimanfaatkan untuk yang lain. Selain itu, LNG bersih, mengurangi emisi karbon," jelas Ifan.
Dermaga ASDP Sorong, tahun-tahun sebelumnya mengalami keuntungan kisaran Rp 500 juta sampai Rp 1,2 miliar per tahun, tahu Covid-19 tahun ini jauh menurun. ASDP bersama karyawan menerapkan protokol kesehatan, rutin dilakukan rapid test, bahkan jika ada yang mencurigakan dilakukan swab test.
Untuk penumpang wajib melampirkan hasil rapid test, sebab jika tidak, di tempat tujuan akan ditolak. Untuk karyawan sendiri diberikan vitamin, buah dan susu saat mau berangkat, dijelaskan Kapten Kapal dari ASDP.