Senin 30 Nov 2020 16:54 WIB

Di Sidang OKI, Iran: Normalisasi dengan Israel Pengkhianatan

Iran menegaskan normalisasi hubungan dengan Israel pengkhianatan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
(Kiri-kanan) Menlu Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump, dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan usai penandatanganan normalisasi hubungan dengan Israel, Selasa (15/9).
Foto: Jim Lo Scalzo/EPA
(Kiri-kanan) Menlu Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump, dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan usai penandatanganan normalisasi hubungan dengan Israel, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN— Iran mengecam normalisasi hubungan antara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dengan Israel dan menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap Muslim. 

Direktur jenderal Kementerian Luar Negeri untuk Perdamaian dan Keamanan Internasional, Reza Najafi, mengatakan langkah itu melanggar prinsip-prinsip badan beranggotakan 57 negara itu.  

Baca Juga

“Setiap interaksi dengan rezim Zionis palsu dan ilegal, yang hidupnya melibatkan 60 tahun kejahatan, pembunuhan, penyiksaan dan pengungsian ribuan warga Palestina, dianggap pengkhianatan terhadap Muslim dan pelanggaran prinsip-prinsip dasar OKI dan akan menangani masalah serius. pukulan bagi persatuan negara-negara anggota organisasi dan Umat Muslim,” ujar Najafi pada sesi ke-47 Dewan Menteri Luar Negeri OKI di ibu kota Niger, Niamey yang dilansir di Tehran Times, Senin (30/11). 

"Beberapa anggota organisasi mengkhianati umat Muslim dengan mengungkapkan hubungan rahasia mereka dengan rezim Zionis, tambahnya. 

Najafi mendesak masyarakat internasional untuk memperkuat upaya menegakkan hak-hak rakyat Palestina yang tidak dapat dicabut untuk kembali ke tanah air mereka dan mendirikan negara merdeka di wilayah pendudukan, dengan Yerusalem Timur al-Quds sebagai ibu kotanya. 

Dia juga mengutuk pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh pada Jumat lalu, yang merupakan seorang profesor fisika di Universitas Imam Hussein di Teheran dan mengepalai Organisasi Penelitian dan Inovasi Pertahanan (SPND) Kementerian Pertahanan. “Seorang ilmuwan Iran dibunuh teroris tentara bayaran Israel. Ini mungkin terkait dengan pengkhianatan [Muslim],” katanya. 

“Kami mengutuk keras aksi teroris pengecut ini dan mengingatkan era tabrak lari sudah berakhir,” tambah Najafi. 

Dalam upacara resmi yang diselenggarakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih pada pertengahan September, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menandatangani pakta normalisasi dengan Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani.  

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, dalam pertemuan Oktober dengan mitranya dari Arab Saudi, meminta Arab Saudi untuk menormalkan hubungan dengan Israel. 

“Kami berharap Arab Saudi akan mempertimbangkan untuk menormalisasi hubungannya juga, dan kami ingin berterima kasih kepada mereka atas bantuan yang telah mereka dapatkan dalam menyukseskan Perjanjian Abraham sejauh ini,” katanya saat itu. Sementara itu, Palestina telah mengutuk kesepakatan normalisasi sebagai "tusukan di belakang" yang berbahaya. 

Sumber: https://www.tehrantimes.com/news/455224/Iran-slams-normalization-with-Israel-as-betrayal-of-Muslims

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement