Senin 30 Nov 2020 17:24 WIB

Kemasan Bisa Tingkatkan Daya Saing IKM

Kemenperin memiliki Klinik Pengembangan Desain Merek dan Kemasan bagi IKM.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Desain kemasan Jamu Bukti Mentjos. Kementerian Perindustrian menyatakan, pemilihan kemasan yang tepat dapat meningkatkan daya saing produk IKM.
Foto: Prayogi/Republika
Desain kemasan Jamu Bukti Mentjos. Kementerian Perindustrian menyatakan, pemilihan kemasan yang tepat dapat meningkatkan daya saing produk IKM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai strategi dapat digunakan meningkatkan daya saing sektor Industri Kecil Menengah (IKM) terutama terkait kemasan. Di antaranya memilih kemasan.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menjelaskan, pemilihan kemasan oleh pelaku IKM disesuaikan dengan segmentasi pasar. Dengan menggunakan desain kreatif dan inovatif.

Baca Juga

"Tentu dengan tetap memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh otoritas yang diakui secara luas, seperti GMP, HACCP, ISO, SNI, dan halal," kata Gati di Jakarta, Senin (30/11).

Selain itu, pemilihan kualitas bahan baku dengan kendali mutu yang konsisten, penetapan harga jual yang bersaing dengan tetap memenuhi rasio antara biaya produksi dan daya beli konsumen. Kemudian, lanjut Gati, menciptakan bentuk promosi yang kreatif, informatif dan mudah dipahami mengenai produk yang dipasarkan, serta memanfaatkan e-commerce sebagai sarana pemasara digital.

Kemenperin melalui Ditjen IKMA, memiliki Klinik Pengembangan Desain Merek dan Kemasan yang didirikan pada 2003. Klinik ini memiliki fungsi layanan informasi, konsultasi dan fasilitasi desain kemasan bagi seluruh IKM. Fungsi tersebut didukung oleh 25 Rumah Kemasan daerah yang tersebar di Indonesia.

Dalam kurun waktu 2015 sampai 30 Juni 2020, telah difasilitasi sebanyak 913 IKM. Sebanyak 82,04 persen merupakan IKM pangan baik makanan maupun minuman, diikuti IKM Kerajinan sebanyak 9,53 persen, dan IKM Sandang 6,13 persen. 

IKM tersebut berasal dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan Papua dengan proporsi terbesar dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra Barat. Dari 1.653 desain kemasan yang difasilitasi klinik, materi terbanyak dari plastik, karton, dan aluma.

Gati menambahkan, peran dan fungsi Klinik Pengembangan Desain Merek dan Kemasan Ditjen IKMA terus ditingkatkan. "Dengan begitu dapat menjadi Center of Excellence kemasan dengan melibatkan stakeholder terkait," kata Gati.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement