Rabu 02 Dec 2020 05:55 WIB

Kemenkes Komentari Kerumunan di Haul Akbar di Tangerang

Orang positif Covid-19 OTG, tapi tidak tahu dampak kesehatan 10-20 tahun ke depan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Erik Purnama Putra
Jamaah menghadiri haul akbar Tuan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah, Kampung Cilongok, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Ahad (29/11) pagi WIB.
Foto: Tangkapan layar
Jamaah menghadiri haul akbar Tuan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyah, Kampung Cilongok, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Ahad (29/11) pagi WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) angkat bicara mengenai viralnya video pengajian yang digelar oleh Abuya KH Uci Thurtusi atau yang dikenal dengan Abuya Uci di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Istiqlaliyyah, Kampung Cilongok, Desa Sukamantri, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Ahad (29/11) pagi WIB.

Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kemenkes, Mohamad Subuh, menegaskan, dibutuhkan kesadaran individu tentang kesehatan menjadi investasi yang paling penting di jangka panjang.

"Kami berprinsip bahwa sadar adalah segala-galanya. Jadi sadar secara individu bahwa kesehatan diri sendiri adalah aset yang paling penting," kata Subuh saat berbicara di Konferensi Virtual FMB9 Bertema Vaksinasi: Pencegahan Vs Pengobatan di Jakarta, Selasa (1/12).

Dia mengakui, kesehatan menjadi barang konsumtif di jangka pendek, tetapi bisa menjadi satu investasi dalam jangka panjang. Fakta itu, menurut Subuh, menjadikan individu selayaknya harus sadar kesehatan melindungi diri sendiri adalah satu investasi.

Artinya, sambung dia, jika seseorang terinfeksi Covid-19, namun tidak menunjukkan gejala, hal itu bukan berarti tidak ada masalah pada kesehatan jangka panjang. "Maka dalam 10-20 tahun kemudian apa yang terjadi. Penelitian mengenai apa efek orang tanpa gejala sedang kami lakukan," ujar Subuh.

Yang jelas, dia menambahkan, sudah ada kuman atau virus yang masuk ke tubuh kemudian terjadi proses meskipun tanpa gejala. Untuk mencegah terjadinya penularan, Subuh menegaskan, dibutuhkan kesadaran individu, kesadaran di tingkat keluarga, kemudian baru kesadaran masyarakat.

"Untuk menimbulkan kesadaran memang butuh waktu dan kami tidak bosan sosialisasi," ujar Subuh.

Pihaknya mengeklaim, pemerintah cukup masif dalam melakukan kampanye pencegahan lewat 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan memakai sabun. Subuh menambahkan, sosialisasi menggunakan berbagai saluran media sosial tetapi pihaknya menyadari bagaimana secara progresif haruw diterima masyarakat.

Dalam video viral di media sosial, terlihat ribuan jamaah menghadiri acara pengajian yang digelar oleh Abuya Uci. Mereka hadir tanpa menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement