Kamis 03 Dec 2020 16:31 WIB

Aspal Karet Muba Pukau Dosen dan Mahasiswa S-3 Unsri

Hadirnya pabrik aspal karet meningkatkan nilai jual petani hingga dua kali lipat.

Bupati Dodi Reza Alex Noerdin diminta menjadi Narasumber pada Kuliah Umum Secara Virtual dengan Tema “Strategi Percepatan Pembangunan Daerah Masa Pandemi Covid-19” oleh Program Doktor Administrasi Publik dan Program Magister Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya (Unsri), Rabu (2/12) lalu, di Ruang Rapat Guest House, Griya Bumi Serasan Sekate.
Foto: Musi Banyuasin
Bupati Dodi Reza Alex Noerdin diminta menjadi Narasumber pada Kuliah Umum Secara Virtual dengan Tema “Strategi Percepatan Pembangunan Daerah Masa Pandemi Covid-19” oleh Program Doktor Administrasi Publik dan Program Magister Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya (Unsri), Rabu (2/12) lalu, di Ruang Rapat Guest House, Griya Bumi Serasan Sekate.

REPUBLIKA.CO.ID, SEKAYU -- Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin lagi-lagi menjadi sorotan atas inisiasi terobosan inovasi aspal karet, dan pengolahan kelapa sawit menjadi bensin atau bahan bakar nabati (BBN) Biofuel serta komitmennya yang kuat dalam menangani persoalan perekonomian terutama dalam pemberdayaan UMKM di tengah pandemi yang sudah dilakukan di Muba.

 

Baca Juga

Keberhasilan Bupati Dodi Reza dalam Strategi Percepatan Pembangunan Daerah Masa Pandemi Covid-19 menjadi perhatian publik. Kali ini Bupati Terinovatif, Dodi Reza Alex Noerdin diminta menjadi Narasumber pada Kuliah Umum Secara Virtual dengan Tema “Strategi Percepatan Pembangunan Daerah Masa Pandemi Covid-19” oleh Program Doktor Administrasi Publik dan Program Magister Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya (Unsri), Rabu (2/12) lalu, di Ruang Rapat Guest House, Griya Bumi Serasan Sekate.

Dalam paparannya, Dodi memukau Dosen dan Program Doktor Administrasi Publik dan Program Magister Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya. Dodi menceritakan inisiasi terobosannya terkait aspal karet.

Bahannya adalah lateks pekat hasil proses pemisahan partikel cair dan padat (centrifuge) berbahan baku bokar. Dikatakannya bukan hanya pasar yang bisa jadi unggulan namun lateks pekat tersebut dipastikan mampu meningkatkan ekonomi petani karet. "Ada empat keuntungan yang bisa bermanfaat bagi petani dan kontraktor bahkan negara atas hilirisasi di sektor komoditi karet," ungkapnya dalam siaran pers, Kamis (3/12).

Dodi juga menguraikan, empat manfaat dimaksud, yaitu keuntungan pertama aspek ekonomi rakyat. Hadirnya pabrik aspal karet ini meningkatkan nilai jual petani hingga dua kali lipat, bisa Rp 20 ribu per kilogram. Di mana saat ini melalui instalasi pengolahan aspal karet yang dimiliki mampu menampung 3-4 ton lateks dan akan ditambah dua instalasi pada 2021 dengan target produksi lateks mencapai 15 ton per hari.

Keuntungan kedua dari sisi teknis. Menurutnya, walau secara harga aspal karet lateks ini harganya lebih mahal tapi umurnya, namun ketahanannya dua kali lebih panjang. Karena mengandung karet jadi lebih lentur. Kemudian tahan air atau kedap air.

Keuntungan ketiga sambung Dodi, dari sisi bisnis. Sedangkan keuntungan keempat dikatakan Dodi, dari sisi regulasi pengadaan bahan baku lateks dari petani. Selain itu, Bupati DRA juga menjelaskan strateginya secara terperinci dalam pengolahan kelapa sawit menjadi bensin atau bahan bakar nabati (BBN) Biofuel yang sudah dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin.

"Progres implementasi pembangunan pabrik IVO di Muba. Survei dan kerja sama PT BSS untuk pengelolaan TBS milik KUD periode Mei 2020 sampai dengan pembangunan PKS baru selesai. Selanjutnya, relokasi ITB dan BPDKS ke lokasi PKS yang akan dikerjasamakan dengan KUD. Nah, hasil produksi IVO low FFA ditargetkan dapat digunakan oleh Pertamina Plaju diawal tahun 2021, dan mesin penghasil IVO disebut PKS IVO," terangnya.

Bupati Dodi Reza Alex Noerdin juga dalam kesempatan ini, paparkan langkah strategis market by event yang dilaksanakan secara gradual akan mendorong pasar baru bagi UMKM terutama di sektor kuliner, hotel, transportasi. Contohnya, Muba setiap tahunnya menyelenggarakan Muba Auto Gymkhana di Skyland Sirkuit, Supermoto serta Festival Randik, festival bekarang.

"Eco wisata, local culture dan sport tourism membangkitkan UMKM di Muba. Diantaranya eco wisata Danau Ulak Lia, Festival Bongen (tradisi pantai dadakan akibat surutnya debit air Sungai Musi," jelasnya.

Untuk UMKM Muba bangkit dan maju ditengah pandemi, dikatakannya pertama Muba menciptakan produk-produk ramah lingkungan yang menarik di pasar yaitu produk Gambo Muba dan pelepah pinang. "Gambo Muba memiliki estetika yang tinggi, karena penggunaan bahan alami dan kerajinan asli tangan Pemberdayaan masyarakat terutama para Ibu-ibu rumah tangga yang dapat meningkatkan pendapatan ekonominya, dan produk produk Gambir ini juga sangat ramah lingkungan. Disinilah kita memasukkan UMKMnya,"terangnya.

Dan selanjutnya, produk Pelepah pinang yang dikelola menjadi wadah makanan pengganti styrofoam dan plastik. Pelepah pinang ini juga menjadi program kita bersama pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat dan inovasi produk ramah lingkungan ini juga terus kita fokuskan pengembangan pengelolaan pelepah pinang.

Paparan materi yang disampaikan Bupati Dr H Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA ini sangat memukau peserta kuliah umum dan mendapat apresiasi dari Dekan Fakultas ISIP UNSRI Prof Dr Kiagus Muhammad Sobri MSi dan Wakil Dekan 1 Fakultas ISIP UNSRI Prof Dr Alfitri MSi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement