Jumat 04 Dec 2020 20:55 WIB

Inggris Ingin Jutaan Dosis Vaksin Pfizer Tiba Akhir Desember

Inggris yakin produksi pertama 800 ribu dosis akan mulai diluncurkan minggu depan.

Tampak ampul dengan BNT162b2, isi kandidat vaksin Covid-19 yang berbasis mRNA buatan perusahaan farmasi Jerman Biontec bersama dengan Pfizer.
Foto: EPA-EFE/BIONTECH SE
Tampak ampul dengan BNT162b2, isi kandidat vaksin Covid-19 yang berbasis mRNA buatan perusahaan farmasi Jerman Biontec bersama dengan Pfizer.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris berharap jutaan dosis vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech akan dikirimkan pada akhir tahun ini. Tetapi jumlah totalnya, kata Menteri Bisnis Inggris Alok Sharma, Jumat (4/12), akan tergantung pada seberapa cepat vaksin dapat diproduksi. 

Inggris pada Rabu (2/12) menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 Pfizer Inc, mengungguli seluruh dunia dalam perlombaan untuk memulai program vaksinasi massal paling penting dalam sejarah.

Baca Juga

Sharma mengatakan dia yakin produksi pertama 800 ribu dosis akan mulai diluncurkan minggu depan. Tetapi, ia tidak akan memberikan angka pasti tentang berapa banyak yang akan didapat Inggris sebelum akhir Desember.

"Kita mulai awalnya dengan 800.000 (dosis) dan kemudian mari kita lihat di mana posisi kita pada akhir tahun dalam hal jumlah yang kita peroleh. Itu akan tergantung pada manufaktur," kata Sharma di Sky News.

"Saya berharap kita akan mendapat jutaan (dosis) pada akhir tahun ini, tetapi tentu saja yang selalu kami katakan adalah bahwa sebagian besar program vaksinasi ini akan berlangsung pada tahun baru."

Pada November, Inggris mengatakan pihaknya memperkirakan sudah akan mendapat 10 juta dosis suntikan pada 2020, tetapi pemerintah menyebutkankecepatan peluncuran vaksin akan bergantung pada pengiriman.

Inggris telah memesan 40 juta dosis secara keseluruhan yang cukup untuk memvaksinasi 20 juta orang.

Negara itu telah menggunakan proses persetujuan darurat untuk mendahului Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam rencana peluncuran vaksin.

Pakar penyakit menular Amerika Serikat Anthony Fauci pada Kamis (3/12) meminta maaf karena meragukan ketelitian regulator Inggris yang menyetujuinya. Fauci mengatakan dia percaya pada kualitas pekerjaan mereka.

Sharma mengatakan bahwa Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) adalah "standar emas" dalam industri.

 

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement