Senin 07 Dec 2020 03:07 WIB

Pfizer Ajukan Penggunaan Vaksin Covid-19 di India

Pfizer adalah perusahaan pertama yang mengajukan izin tersebut di India

Rep: Febryan A/ Red: Friska Yolandha
Perusahan asal Amerika Serikat (AS), Pfizer Inc, telah mengajukan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 mereka di India. Sebagaimana dilaporkan CNN-News 18, Ahad (6/12), Pfizer adalah perusahaan pertama yang mengajukan izin tersebut di India, negara dengan kasus positif Covid-19 terbanyak kedua di dunia.
Foto: EPA
Perusahan asal Amerika Serikat (AS), Pfizer Inc, telah mengajukan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 mereka di India. Sebagaimana dilaporkan CNN-News 18, Ahad (6/12), Pfizer adalah perusahaan pertama yang mengajukan izin tersebut di India, negara dengan kasus positif Covid-19 terbanyak kedua di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perusahan asal Amerika Serikat (AS), Pfizer Inc, telah mengajukan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 mereka di India. Sebagaimana dilaporkan CNN-News 18, Ahad (6/12), Pfizer adalah perusahaan pertama yang mengajukan izin tersebut di India, negara dengan kasus positif Covid-19 terbanyak kedua di dunia.

Menurut laporan media tersebut, Pfizer mengajukan izin tersebut ke Drugs Controller General of India (DCGI). Vaksin Pfizer diketahui telah disetujui Pemerintah Inggris.

Saat diminta konfirmasi oleh Reuters, pejabat DCGI dan Kementerian Kesehatan India enggan memberikan komentar. Pfizer tak bisa dihubungi.

Sedangkan seorang pejabat pemerintah mengatakan bahwa tak ada proposal pengajuan penggunaan vaksin yang masuk hingga Sabtu malam. Namun demikian, pejabat India menyatakan bahwa mereka lebih mengutamakan vaksin yang diuji secara lokal, bukan yang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna Inc.

Vaksin Pfizer diketahui perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius (minus 94 F) atau di bawahnya. Itu adalah suhu yang tidak dapat dicapai oleh sebagian besar penyimpanan di India.

Sejauh ini, India telah melaporkan lebih dari 9,57 juta kasus Covid-19. India menempati urutan kedua kasus terbanyak setelah AS. Sedangkan angka kematian terkait Covid-19 di India mencapai 140.000 kasus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement