REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nama Asep Azis di kalangan atlet Indonesia bahkan sampai sejumlah public figure yang gemar berolahraga dikomunitas seperti lari, sepeda, basket, sepak bola, futsal dan olahraga lainnya, tidaklah asing. Pria kelahiran Kota Banjar, Jawa Barat 33 tahun silam tersebut, dikenal sebagai salah satu sport physiotherapist terbaik di Indonesia, yang kini serius menggeluti bisnis rehabilitasi penanganan cedera olahraga.
Saat ini Asep juga terpilih sebagai fisioterapis olahraga di timnas sepak bola U-19. Sudah banyak atlet professional yang pernah ditanganinya seperti Evan Dimas, Andik Vermansyah, Otavio Dutra, petenis Christopher Rungkat, Pembalap Formula 2 Sean Gelael. Bahkan para sport enthusiast seperti Dian Sastrowardoyo, Luna Maya, Bunga Citra Lestari, Ariel Noah pernah merasakan sentuhan tangan dingin Asep sebagai fisioterapis mereka.
Pria yang kerap disapa Asep tersebut, memulai kiprahnya pertama kali saat ia mengambil kuliah fisioterapi di Universitas Esa Unggul Jakarta periode tahun 2004-2008. Setelah lulus ia langsung terjun mempraktekan ilmunya, sekaligus sebagai fisioterapis pertama yang bergabung bersama klub basket profesional CLS Knights Surabaya. Tahun 2012 ia mendirikan Physiopreneur Sport Physiotherapy, namun baru dikelolanya secara professional dibawah bendera PT. Indo Sehat Fisioterapi di Jakarta pada tahun 2016.
“Awal saya mendirikan sport physiotherapy, karena saya sangat suka olahraga ditambah background pendidikan kuliah. Saat itu saya melihat banyak orang yang masih bingung bagaimana memulihkan cedera dan salah penanganan, sehingga banyak yang berkonsultasi ke saya baik secara langsung maupun di media sosial," kata Asep yang pernah menjabat sebagai Project Manager untuk Aaian Games Medical Support 2018 silam ini, Senin (7/12).
Ia melanjutkan, hingga akhirnya, ia pun secara rutin sering berbagi pengetahuan di twitter, Facebook, dan Instagram mengenai cedera olahraga, fisioterapi, dan tips kesehatan lainnya. Untuk memberikan manfaat lebih banyak kepada orang selain atlet, maka Asel membuka physiopreneur aport physiotherapy pertama kali di Kota Malang, Jawa Timur bersama kawan kuliahnya. "Lalu diikuti di Surabaya, Jakarta, Bandung dan Makassar,” kata Asep.
Dalam menjalankan bisnisnya, ia tidak hanya berkutat pada konsep pelayanan fisioterapi cedera olahraga seperti penanganan cedera saja. Ia juga mengembangkan pencegahan cedera (pengurangan risiko cedera) serta layanan recovery dan peningkatan performa berolahraga.
Di Tahun 2020 ini, ia membuka layanan sport science dan, body performance yaitu KINETICX di Surabaya. Layanan utamanya adalah edukasi kepada pasien mengenai pengukuran dari gerakan, kekuatan otot, power dan lain lain secara objektif dibantu dengan teknologi, sehingga datanya bisa digunakan untuk program rehabilitasi maupun program improvement performance.
“Kami didukung dengan tenaga medis yang berkualitas dan lulusan kuliah fisioterapis di Indonesia dengan jenjang pendidikan D3 sampai dengan S1. Sedangkan untuk biayanya bervariasi dikisaran 350-500 ribu," kata dia.
Lebih lanjut Asep optimis kedepannya jasa rehabilitasi cedera olahraga yang dibangunnya akan dibutuhkan oleh pelaku olahraga, karena saat ini ia menilai terlepas dari pandemi Covid-19 yang terjadi di belahan dunia, masyarakat Indonesia sudah sadar akan pentingnya olahraga sebagai bagian gaya hidup.