Selasa 08 Dec 2020 08:48 WIB

Daerah Bersiap Vaksinasi Covid-19

Kita semua harus tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan

Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.
Foto: MUKHLIS JR/ANTARA
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Persiapan pelaksanaan vaksinasi mulai dilakukan seiring vaksin Covid-19 dari Cina tiba di Indonesia pada Ahad (6/12) malam. Beberapa kepala daerah memastikan kesiapan infrastruktur hingga sumber daya manusia (SDM) di daerah masing-masing agar vaksinasi berjalan sesuai rencana.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan akan memprioritaskan vaksin Sinovac untuk kabupaten/kota dengan jumlah penambahan kasus positif tinggi, berisiko tinggi penularan, dan populasi padat. Sedangkan, daerah lain yang jumlah penambahan kasusnya relatif rendah akan diberikan secara bertahap, sesuai ketersediaan vaksin.

"Untuk kapan akan dimulai, sepenuhnya menunggu aba-aba pemerintah pusat. Yang pasti dari sisi infrastruktur dan SDM, insya Allah Pemprov Jatim telah siap," kata Khofifah di Surabaya, Senin (7/12).

Khofifah mengaku belum mengetahui persis berapa dosis vaksin yang dialokasikan untuk Jatim dari total 1,2 juta dosis vaksin yang telah datang. "Saya sudah koordinasi dengan Pak Terawan (Menkes Terawan Agus Putran to-RED) saat ini sedang dibahas segala sesuatunya termasuk jumlah yang akan didistribusikan ke Jawa Timur,"ujar dia.

Kesiapan yang sudah dilakukan Pemprov Jatim dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19, antara lain, pelatihan tenaga kesehatan vaksinasi Covid-19 untuk 968 puskesmas di Jawa Timur sebanyak tujuh angkatan atau sebanyak 2.404 orang. Selain itu, kata dia, juga dilatih program mesurveilans dan imunisasi di kabupaten/kota masing-masing dua orang.

Selain menyiapkan SDM, dia melanjutkan, Pemprov Jatim juga telah menyiapkan tempat penyimpanan khusus untuk vaksin tersebut. Mengingat vaksin harus disimpan di dalam ruangan dengan suhu minus 2-8 derajat Celsius.

Prioritas untuk daerah berisiko tinggi juga dipilih Pemprov Jawa Barat (Jabar). Kendati demikian, Sekretaris Daerah Pemprov Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, sampai saat ini belum diketahui secara pasti berapa jumlah dosis vaksin yang diterima Jabar dari pemerintah pusat.

Namun, kata Setiawan, pemberian vaksin dilakukan sesuai kriteria, yakni penerima vaksin berusia 18-59 tahun, tidak berisiko, dan kriteria lain yang telah ditentukan. Idealnya, kata dia, pemberian vaksin diberikan kepada 60 persen jumlah penduduk di Jabar atau sekitar 25-26 juta jiwa.

Artinya, dia melanjutkan, harus ada prioritas. Jadi, prioritasnya zona merah, lalu dari zona merah tersebut kita kriteriakan lagi yang paling visible. "Artinya, berapa, misal di Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) 2,6 juta orang yang kita prioritaskan, kemudian di Bandung Raya," ujar dia.

Setiawan menyebut, Pemprov Jabar telah melakukan persiapan dengan menggelar simulasi vaksinasi di dua kota dan satu kabupaten. Dari simulasi tersebut, diketahui jika pemberian vaksin di puskesmas secara massal ternyata kurang optimal. Karena di puskesmas space-nya terbatas. "Dari hasil simulasi ketahuan bahwa setiap individu yang divaksin itu memerlukan waktu 30 menit ke atas," katanya.

Artinya, kata dia, ketika waktu tunggu tersebut hadir masyarakat yang ingin divaksin lagi, terjadi penumpukan. "Jadi, seyogianya Pak Gu bernur (Jabar) bilang vaksinasi ini bisa dilakukan di ruangan besar, misal, gelanggang olahraga atau gedung besar lainnya," kata Setiawan.

Jika Jatim dan Jabar memprioritaskan jatah vaksin untuk daerah dengan penularan tinggi, Pemprov Jawa Tengah (Jateng) memilih tenaga kesehatan (nakes). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut, rencananya Jateng akan mendapatkan jatah sekitar 421 ribu dosis.

"Yang lain (selain nakes) saya minta bersabar dulu," kata Ganjar. Jateng, dia melanjutkan, telah menyiapkan beberapa hal terkait dengan vaksinasi Covid-19 tersebut, seperti pelatihan terkait vaksinasi hingga mekanisme antrean agar masyara kat bisa memahami prosedurnya.

Terlebih, jatah dari vaksin yang sudah tiba di tanah air tersebut memang masih sebagian kecil. Ganjar mengimbau masyarakat tidak perlu cemas. Sebab, kata Ganjar, terkait dengan vaksin Covid-19, Pemprov Jateng akan menyiapkan untuk tata laksana dan mekanisme antreannya.

Kendati vaksin Covid-19 sudah diterima Pemerintah Indonesia, Ganjar meminta masyarakat Jateng jangan sampai lengah, terlena, dan terlalu gembira kemudian abai pada protokol kesehatan. "Kita semua harus tetap disiplin dalam memakai masker, rajin mencuci tangan, dan tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Ganjar.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng Yulianto Prabowo membenarkan adanya penurunan masyarakat dalam hal disiplin dan kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut dimung kinkan karena masyarakat sudah bosan dengan kondisi selama sembilan bulan harus menghadapi situasi pandemi.

Namun, ia menyebut, situasi seperti itu juga terjadi di semua tempat. "Tidak hanya di Jawa Tengah, bahkan di seluruh Indonesia dan di juga di seluruh dunia yang dilanda pandemi Covid-19," ujar dia. (dadang kurnia/arie lukihardianti/bowo pribadi, ed: mas alamil huda)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement