Amerika Serkita (AS) mulai melakukan pendistribusian vaksin BioNTech-Pfizer ke seluruh penjuru negeri pada Minggu (13/12).
Ini merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam upaya melakukan vaksinasi massal di negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Vaksinasi massal direncanakan akan mulai dilakukan hari ini, Senin (14/12).
Para pekerja di pabrik Pfizer di kota Kalamazoo, Michigan, tampak sibuk mengemas pengiriman pertama vaksin dalam kotak yang dilapisi biang es.
Truk dengan fasilitas pendingin udara khusus membawa kiriman pertama vaksin ke bandara terdekat dengan dikawal petugas keamanan yang mengenakan pelindung tubuh.
Pengiriman pertama vaksin yang dikembangkan bersama dengan perusahaan farmasi Jerman BioNTech, akan dilakuakn secara bergiliran. Pada hari Senin (14/12), sebanyak 145 titik akan menerima dosis pertama. Sebanyak 425 titik tambahan akan mendapatkan pengiriman pada hari Selasa (15/12), sementara 66 titik lainnya akan mendapatkan vaksin pada hari Rabu (16/12).
Distribusi dilakukan setelah regulator AS dengan Badan Urusan Pangan dan Obat-Obatan Amerika (FDA) mengesahkan penggunaan darurat vaksin pada Jumat (11/12) malam - mengikuti langkah Inggris dan Kanada.
Distribusi vaksin rumit
Vaksin harus disimpan pada suhu sekitar -70 derajat Celcius, yang menghadirkan tantangan dalam proses pendistribusian.
Ketika vaksin tiba di fasilitas kesehatan, otoritas kesehatan masyarakat negara bagian dan wilayah setempat akan memberikan dosis berdasarkan panduan dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dan FDA.
Vaksin didistribusikan berdasarkan populasi orang dewasa di setiap negara bagian.
Siapa yang akan mendapatkan vaksin terlebih dahulu?
Antrean pertama yang mendapat suntikan vaksin di AS adalah tenaga kesehatan yang menjadi garda depan penanganan pandemi, dan kaum lansia di panti jompo.
Vaksin BioNTech-Pfizer membutuhkan dua dosis yang diberikan dalam rentang waktu sekitar tiga minggu.
Pfizer mengatakan sebanyak 25 juta dosis vaksin akan diberikan kepada AS di akhir bulan. Total 100 juta dosis telah dipesan sebelumnya.
Jalan panjang menuju 'kekebalan kelompok'
Dr. Moncef Slaoui, kepala penasehat sains untuk pengembangan vaksin AS mengatakan kepada Fox News bahwa AS menargetkan mengimunisasi 100 juta orang - atau sekitar 30% dari populasi - pada akhir Maret.
"Bagaimana pun sangat penting bahwa sebagian besar orang Amerika memutuskan dan menerima vaksin," kata Slaoui. "Kami sangat prihatin dengan keragu-raguan yang kami lihat."
Agar AS mencapai "kekebalan kelompok" untuk menghentikan penularan virus korona, sekitar 75% hingga 80% populasi negara itu perlu divaksinasi, katanya.
Rencana vaksinasi massal dilakukan ketika AS terus mencetak rekor harian baru kasus virus corona baru maupun angka kematian.
Hingga berita ini diturunkan, AS telah melaporkan lebih dari 16,2 juta kasus virus corona sejak pandemi dimulai, dan telah menambahkan lebih dari 1 juta kasus baru sejak 8 Desember. Jumlah kematian saat ini tercatat nyaris 300 ribu kematian.
rap/pkp (AP, AFP, Reuters)