Rabu 16 Dec 2020 00:07 WIB

Cerita Garuda Menjadi Maskapai Pertama RI yang Angkut Vaksin

Garuda Indonesia siap mendistribusikan vaksin ke lokasi-lokasi yang membutuhkan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan para pekerja yang menurunkan vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech, Ltd di Bandara Internasional Jakarta di Tangerang, Indonesia, 06 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/INDONESIAN PRESIDENTIAL PALACE
Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan para pekerja yang menurunkan vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech, Ltd di Bandara Internasional Jakarta di Tangerang, Indonesia, 06 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Maskapai Garuda Indonesia menjadi yang pertama dan satu-satunya untuk saat ini yang ditugaskan dalam mengangkut vaksin Covid-19 ke Indonesia. Vaksin pertama yang dipesan pemerintah dari Cina mendarat di Bandara Soekarno Hatta pada Ahad (6/12) pukul 21.23 WIB dan dibawa oleh Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 810 menggunakan pesawat Boeing 777-300ER dari Beijing.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menceritakan, untuk bisa berkontribusi dalam misi kemanusiaan tersebut perlu persiapan. “Kami sampaikan ke beberapa pihak terkait soal vaksin dan distribusinya bahwa Garuda dan Garuda Group itu sangat siap untuk terlibat aktif distribusi vaksinnya,” kata Irfan melalui sambungan telepon kepada Republika.co.id, Selasa (15/12).

Baca Juga

Sebelum ditugaskan mengangkut vaksin ke Indonesia, Irfan mengatakan Garuda Indonesia berupaya mendapatkan sertifikasi terlebih dahulu. Pada awal November 2020, Garuda Indonesia mendapatkan Pharmaceutical Certificate untuk Pharmaceutical Good Distribution Practice (GDP). Hal tersebut merupakan sertifikasi jaminan kualitas layanan angkutan kargo farmasi pertama bagi maskapai penerbangan di Indonesia.

Irfan mengatakan, Garuda Indonesia sudah memproses pemerolehan sertifikat dari beberapa bulan sebelumnya sebelum vaksin dikabarkan akan tiba di Indonesia. “Beberapa bulan lalu kita mengurus sertifikasi itu untuk menyatakan kemampuan kita membawa vaksin dan Alhamdulillah ada sertifikasi itu. Jadi saat vaksin datang, kemarin itu kita sudah punya statement bahwa kita mampu,” ungkap Irfan.

Sertifikasi tersebut diperoleh dari serangkaian proses audit yang dilakukan oleh lembaga auditor independen Sucofindo dan terhadap kapabilitas pengangkutan dan penyimpanan produk farmasi pada layanan kargo udara Garuda Indonesia. Proses sertifikasi tersebut mengacu kepada pemenuhan 180 kriteria standarisasi World Health Organization (WHO) terkait Good Distribution Pharmaceutical Product and Good Storage Practices for Pharmaceutical.

Dengan adanya sertifikat tersebut, Irfan mengatakan pihaknya juga berdiskusi dengan kementerian BUMN dan Biofarma mengenai kesiapan Garuda mengangkut vaksin Covid-19. Irfan menegaskan, Garuda Indonesia juga nantinya siap dalam mendistribusikan vaksin ke lokasi-lokasi yang membutuhkan.

Dalam proses pengangkutan vaksin, Irfan menuturkan terdapat sejumlah persiapan yang dilakukan, “Pertama soal rute, itu yang kita siapkan dan pesawat serta tim,” ungkap Irfan.

Selanjutnya, Irfan menegaskan, Garuda Indonesia juga menyiapkan tata cara dan mekanisme dalam membawa vaksin. Khususnya agar vaksin tersebut aman sampai ke tempat tujuan.

“Jadi itu yang kita siapkan. Jadi nanti kalau ada perintah untuk bawa vaksin ke sini dan ke sini ya kita sudah siap,” ujar Irfan.

Pemerintah telah mengeluarkan anggaran sekitar Rp 1,1 triliun untuk pengadaan vaksin Covid-19 dan beberapa peralatan pendukungnya pada tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan pemerintah telah membelanjakan Rp 637,3 miliar untuk pengadaan tiga juta dosis vaksin dari Sinovac dan 100 ribu dosis dari Cansino yang merupakan bagian dari belanja Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Selain itu, Kemenkeu melalui APBN juga sudah mengeluarkan anggaran hingga Rp 277,45 miliar untuk membeli alat pendukung pengadaan vaksin dan proses vaksinasi di kemudian hari. “Sudah dibelanjakan mulai dari jarum suntik, alkohol swab dan safety box,” ungkap Sri.

Dana alokasi di Kemenkes juga siap dimanfaatkan untuk mendukung jejaring layanan vaksinasi yang dikombinasikan dengan anggaran transfer ke daerah. Sebab, operasi vaksinasi akan menyangkut seluruh jaringan kesehatan, termasuk lebih dari 10 ribu puskesmas, sekitar 2.800 rumah sakit dan 49 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang beserta wilayah kerjanya

Seluruh jaringan layanan akan diikuti dengan pembangunan sistem informasi yang telah dibangun oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) bersama dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement