Rabu 16 Dec 2020 13:57 WIB

Harga Telur dan Daging Ayam Ras Mulai Melambung

Hari ini rata-rata harga telur ayam ras secara nasional Rp 28.200 per kg

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menunjukkan telur ayam ras di salah satu stan, di Pasar Pabean, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/12/2020). Harga telur ayam ras naik dari Rp.26.000 per kilogram (isi enam belas butir) menjadi Rp.28.000 per kilogram seiring meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.
Foto: Antara/Moch Asim
Pedagang menunjukkan telur ayam ras di salah satu stan, di Pasar Pabean, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/12/2020). Harga telur ayam ras naik dari Rp.26.000 per kilogram (isi enam belas butir) menjadi Rp.28.000 per kilogram seiring meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021, harga komoditas pangan khususnya telur dan daging ayam ras terus mengalami kenaikan. Mengutip statistik Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga telur ayam ras secara nasional per hari Rabu (16/12) dihargai Rp 28.200 per kilogram (kg). 

Tren harga telur terus meningkat dari akhir pekan lalu yang sebesar Rp 27.500. Adapun, sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020, acuan telur sebesar Rp 24 ribu per kg. 

Baca Juga

Sementara itu, harga ayam secara nasional dihargai Rp 36.450 per kg naik dari akhir pekan lalu sebesar Rp 34.600 per kg. Acuan harga ayam diatur pemerintah sebesar Rp 35 ribu per kg.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri, mengatakan, harga telur dan daging ayam ras memang mulai mahal sejak dua pekan terakhir. "Akhir November itu sudah tinggi dan masuk Desember lebih tinggi lagi. Perkiraan saya ini karena permintaan yang mulai naik tinggi," kata Mansuri kepada Republika.co.id, Rabu (16/12).

Ia mengatakan, pedagang tidak mungkin melakukan permainan harga karena harga yang diterima konsumen mencerminkan kenaikan harga yang diterima pedagang. Puncak kenaikan atau tingginya harga yang biasa dinikmati pedagang juga biasanya pada satu atau dua hari menjelang hari raya besar.

Mansuri pun memprediksi, meski di tengah pandemi di mana daya beli masyarakat melemah, kenaikan harga pangan akan sama tingginya seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Yang perlu dicek adalah dari hulunya, karena produksi yang ada di lapangan (pasar) juga tidak besar dan harga pakan juga diketahui naik, sehingga itu mempengaruhi harga ke pedagang," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement