REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (16/12), ketika para pelaku pasar mempertimbangkan pernyataan kebijakan terbaru Federal Reserve. Di sisi lain, pemerintah AS baru merilis data penjualan ritel yang lemah.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 44,77 poin atau 0,15 persen menjadi ditutup di 30.154,54 poin. Indeks S&P 500 naik 6,55 poin atau 0,18 persen, menjadi berakhir di 3.701,17 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup bertambah 63,13 poin atau 0,50 persen menjadi 12.658,19 poin.
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 mundur, dengan utilitas ditutup berkurang 1,15 persen, memimpin kerugian. Sementara sektor consumer discretionary terangkat 1,07 persen, menjadi kelompok dengan kinerja terbaik.
Federal Reserve AS pada Rabu mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol setelah menyelesaikan pertemuan kebijakan akhir tahun 2020. The Fed memperkirakan suku bunga tetap di sana setidaknya hingga 2023.
"Krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan terus membebani aktivitas ekonomi, pekerjaan, dan inflasi dalam waktu dekat, dan menimbulkan risiko yang cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata Fed.
Bank sentral AS ini memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal (FFR) pada 0-0,25 persen. Bank sentral juga mengatakan akan terus meningkatkan kepemilikan sekuritas surat utang (obligasi) setidaknya 80 miliar dolar AS per bulan dan sekuritas yang didukung hipotek lembaga setidaknya 40 miliar dolar AS per bulan sampai kemajuan substansial lebih lanjut telah dibuat menuju tujuan kerja maksimum dan stabilitas harga.
The Fed memangkas suku bunga mendekati nol awal tahun ini dan mulai membeli sejumlah besar surat berharga AS dan sekuritas berbasis hipotek dalam upaya untuk mendukung pasar.
Sementara itu, penjualan ritel AS turun lebih besar dari yang diharapkan pada November dan bulan sebelumnya direvisi menjadi penurunan, menunjukkan perlambatan dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi yang melonjak. Berdasarkan laporan Departemen Perdagangan AS, penjualan ritel turun 1,1 persen bulan lalu.