Kamis 17 Dec 2020 17:38 WIB

2021, SKK Migas Targetkan Lifting Minyak 705 Ribu BPH

Tahun depan, harga minyak mentah Indonesia dipatok pada angka 45 dolar AS per barel.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang pengeboran migas (ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Ladang pengeboran migas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menetapkan rencana kerja yang agresif pada tahun 2021. Tahun depan, SKK Migas mentargetkan lifting dapat di atas 705 ribu BOPD untuk minyak dan 5.638 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menjelaskan rencana kerja yang agresif ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya penurunan produksi di 2021 dan sebagai landasan untuk meningkatkan produksi menuju target 2030.

Baca Juga

“Penetapan target yang lebih tinggi diusahakan oleh SKK Migas, untuk memacu usaha-usaha peningkatan produksi yang lebih maksimal,” kata Dwi, Kamis (17/12).

Untuk mengejar target lifting tersebut, SKK Migas bersama KKKS juga sepakat mencari terobosan agar dapat meningkatkan realisasi kegiatan di lapangan.

Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee A Suardin mengatakan dalam pembahasan WP&B 2021 usulan kegiatan pemboran sumur pengembangan berjumlah 485 sumur. “Namun SKK Migas berupaya untuk melaksanakan kegiatan yang masif, agresif dan efisien sehingga kegiatan pemboran pengembangan akan diusahakan ditingkatkan menjadi 616 sumur,” ujar Jaffe.

Sedangkan workover yang sebelumnya diusulkan sebanyak 517 sumur diusahakan naik menjadi 615 sumur, dan well service yang sebelumnya diusulkan sebanyak 26.211 sumur menjadi 26.431 sumur.

Penetapan target yang lebih tinggi akan dapat dicapai apabila masalah perizinan untuk pembebasan lahan dapat dipercepat, fasilitas produksi tersedia tepat waktu, adanya tambahan insentif, serta permasalahan keekonomian lapangan yang dapat dicarikan jalan keluar.

Selain itu, juga tidak terdapat kendala offtaker. Oleh karena itu SKK Migas sangat berharap mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan agar masalah dan tantangan dapat diatasi.

Dalam WP&B 2021, angka investasi dipatok sebesar 12,3 miliar dolar AS dan cost recovery di angka 8,34 miliar dolar AS. Dengan asumsi harga Indonesian Crude Price (ICP) di tahun 2021 pada angka 45 dolar AS per barel, penerimaan negara diperkirakan dapat mencapai 8,09 miliar dolar AS.  Angka ini juga berada di atas target APBN 2021 sebesar  7,28 miliar dolar AS.

“Hasil dari WP&B 2021 adalah rencana optimistis SKK Migas dan KKKS, untuk itu kami akan memastikan seluruh program kerja yang telah dirancang dapat dilaksanakan sesuai dengan target,” papar Jaffee.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement