Jumat 18 Dec 2020 18:20 WIB

Wiku: Jangan Sampai Terulang Lonjakan Kasus Pascalibur

Tiga kali musim libur sebelumnya selalu mendatangkan lonjakan kasus Covid-19.

Wisatawan mengunjungi kawasan wisata Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (9/12/2020). Berkaca dari tiga kali libur panjang yang dilalui sebelumnya, terjadi lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan, yakni 50 hingga 100 persen setelah 14 hari kemudian.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Wisatawan mengunjungi kawasan wisata Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (9/12/2020). Berkaca dari tiga kali libur panjang yang dilalui sebelumnya, terjadi lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan, yakni 50 hingga 100 persen setelah 14 hari kemudian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan agar peningkatan kasus aktif Covid-19 tak terulang pascalibur Natal dan tahun baru. Libur panjang sebelumnya telah mendatangkan lonjakan penularan virus corona tipe baru (SARS-CoV-2), penyebab Covid-19.

"Pelajarannya cukup tiga kali jangan sampai empat kali," kata dia dalam diskusi virtual dengan tema "Napas panjang penanganan Covid-19" yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Wiku mengkhawatirkan bila tidak ada evaluasi dan antisipasi dari kejadian peningkatan kasus pascalibur panjang sebelumnya, maka kasus aktif akan meningkat di Januari 2021.

"Yang terjadi adalah korban dan Januari akan menjadi berat bagi masyarakat Indonesia karena fasilitas kesehatan tidak mampu menangani korban yang banyak," katanya.

Berkaca dari tiga kali libur panjang yang dilalui sebelumnya, terjadi lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan, yakni 50 hingga 100 persen setelah 14 hari kemudian. Oleh karena itu, pemerintah telah mengatur dan membuat kebijakan pemangkasan libur akhir tahun agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Adapun libur akhir tahun yang dipangkas merupakan pengganti cuti bersama Idul Fitri, yakni 28, 29 dan 30 Desember. Namun, untuk libur Natal dan tahun baru tidak dipotong.

Menurut Wiku, masyarakat tetap bisa menikmati liburan yang menyenangkan dengan membuat aktivitas kreatif di rumah bersama anggota keluarga.

"Lebih baik liburan di rumah. Sebab, kalau kita pergi jarak jauh biasanya akan lelah dan imunitas turun dan ini berbahaya," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement