REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh KEREM ALKIN, Kolomnis Daily Sabah Turki
Pada awal abad ke-21, Amerika Serikat (AS) terus berusaha untuk mengamankan tatanan ekonomi politik internasional yang sesuai dengan visi dan misi negara adidaya itu.
Ini menjadi perjuangan yang diperlukan AS untuk menjaga sistem global tetap hidup. Tatanan global harus didasarkan pada liberalisme dan ekonomi pasar dan kesejahteraan yang menjadi pijakan utama AS.
Dengan sistem tersebut, AS mencoba melindungi kepemimpinannya di aliansi Atlantik dan menjaga agar kapitalisme global tetap berkelanjutan.
Inilah sebabnya mengapa AS, dengan cara yang hampir paranoid, mengambil sikap yang semakin tidak toleran terhadap perkembangan apa pun yang mungkin mempertanyakan aturan rezim tatanan global saat ini.
Namun, dengan intoleransi dan reaksi kerasnya, hal itu merusak citranya sebagai pemimpin dan menyebabkan orang lain mempertanyakan perannya dalam sistem global. Lebih buruk lagi, sikap AS itu menyebabkan mitranya mencari alternatif dalam hal masalah ekonomi-politik.
Oleh karena itu, penting bagi AS untuk menjauh dari tindakan semacam itu dan mengadopsi pendekatan yang lebih konstruktif terhadap sekutunya. AS perlu menjelaskan mengapa ia berupaya melindungi sistem global dan berbagi strateginya; jika tidak, kredibilitasnya kemungkinan besar akan menurun dalam waktu dekat.
Secara khusus, dengan penggunaan dolar AS sebagai alat untuk memberikan tekanan pada mitranya, AS memicu percepatan kemungkinan transisi sistem ekonomi saat ini.