Oleh : Endro Yuwanto *)
REPUBLIKA.CO.ID, "Jangan pernah berhenti bermimpi. Jangan pernah menyerah ketika Anda gagal. Bekerja keraslah untuk mencapai tujuan."
Sebuah pesan inspiratif ini disampaikan Robert Lewandowski lewat akun Instagramnya pada Agustus 2020 lalu usai klubnya, Bayern Muenchen, meraih gelar juara Liga Champions Eropa. Lewandowski tak sekadar berkata-kata tanpa makna. Ia sudah membuktikannya sejauh ini sebagai pesepak bola profesional yang awalnya di pandang sebelah mata.
Kalau saja Lewandowski menyerah menghadapi hidup yang sulit di usia 17 tahun mungkin karier pria asal Polandia ini tak akan melesat seperti sekarang. Kesulitan hidupnya terjadi saat ayahnya, Krzysztof yang merupakan atlet judo dan juga mantan pemain sepak bola Hutnik Warszawa, meninggal dunia. Kala itu, Lewandowski baru saja pindah dari Delta Warsawa, sebuah klub kecil di divisi empat, ke salah satu tim terbaik di Polandia dengan 14 gelar liga, yaitu Legia.
Merumput untuk Legia semestinya menjadi kesempatan meningkatkan kariernya. Tetapi cedera menghentikan proses itu. Belum lagi petinggi klub menghina Lewandowski karena dianggap terlalu kecil, pendek, dan kurus. Dengan postur seperti itu, ia dinilai tidak akan bisa sukses menjadi seorang striker.
Saat Lewandowski absen beberapa pekan karena cedera, Legia membuat keputusan. Namanya tak masuk dalam rencana masa depan tim tersebut. Legia mengira sudah memiliki striker jauh lebih baik sehingga menyuruhnya hengkang.
Lewandowski sempat drop sampai tak ingin makan ketika ibunya yang juga mantan atlet bola voli profesional, Iwona, menyodorkan makan malam. Tapi hanya sebatas itu. Ia memutuskan tak menyerah. Ia kemudian bangkit untuk membela klub divisi tiga, Znicz Pruszkow, dan pelan-pelan mengembangkan kariernya di sana.
Legia pun dikabarkan akan menariknya kembali. Namun, para petinggi klub itu kembali memandang sebelah mata. Legia merasa tak butuh Lewandowski karena mengeklaim punya striker yang jauh lebih bagus.
Lewandowski tak patah arang. Ia memilih bergabung dengan Lech Poznan dan tetap bisa membuktikan ketajamannya dengan mengemas 14 gol dari 30 laga di pentas Ekstraklasa, kasta teratas Liga Polandia.
Di musim pertama. Lewandowski mengantar Lech Poznan meraih titel Piala Polandia. Musim berikutnya, ia menjadi top skorer dengan 18 gol plus gelar pemain terbaik dan mengantarkan Poznan meraih gelar juara liga. Klub Jerman, Borussia Dortmund, yang tertarik kemudian meminangnya pada 2010. Di Dortmund, Lewandowski mencetak 103 gol dalam 187 penampilan di seluruh kompetisi. Titel dua Bundesliga Jerman, Piala Super Jerman, dan DFB-Pokal mampu diraihnya.
Kontrak Lewandowski di Dortmund habis pada 2014. Kemudian, dirinya bergabung secara cuma-cuma ke klub raksasa Jerman, Bayern Muenchen. Di Muenchen, Lewandowski semakin berjaya. Empat kali dirinya meraih gelar top skorer Bundesliga. Koleksi trofinya makin bertambah dengan enam titel Bundesliga, tiga DFB-Pokal, empat kali juara Piala Super Jerman, dan sekali juara Liga Champions.
Sejauh ini, dari 306 kali penampilan di seluruh kompetisi, Lewandowski mampu mencetak 264 gol dan 62 assist. Sepanjang musim lalu, dirinya juga mencetak 55 gol dan 10 assist dalam 47 laga. Musim lalu, Lewandowski membantu Muenchen untuk memenangkan Liga Champions, Bundesliga, dan DFB Pokal. Ia menjadi top skorer di ketiga kompetisi tersebut. Lewandowski mencetak 34 gol di Bundesliga, 15 di Liga Champions, dan enam di DFB Pokal.
Menjadi wajar bila pada 17 Desember 2020, Lewandowski akhirnya meraih penghargaan individu di level tertinggi. Ia meraih gelar pemain terbaik UEFA (Eropa) dan pemain terbaik FIFA (dunia).
RL9, begitu julukannya, meraih nilai voting dari para perwakilan pelatih, perwakilan pemain, dan jurnalis sebanyak 52 angka, unggul dari bintang Juventus Cristiano Ronaldo dengan 38 angka dan bintang Barcelona Lionel Messi dengan 35 angka. Lewandowski pun menjadi orang pertama asal Polandia yang memenangkan penghargaan itu.
Tak berlebihan jika Lewandowski begitu gembira. Ia merasa terhormat memenangkan pernghargaan di era yang sama dengan Messi dan Ronaldo yang selama lebih dari satu dekade begitu mendominasi dan berlabel Greatest of All Time (GOAT). Lewandowski merasa semua kerja kerasnya selama ini terbayarkan.
Etos kerja keras dan tak pantang menyerah Lewandowski agaknya tak berhenti setelah meraih penghargaan sebagai pemain terbaik dunia. Beberapa hari setelah meraih gelar itu, ia masih konsisten mencetak gol untuk Muenchen. Ia menyumbang dua gol saat Muenchen menekuk pesaingnya, Bayer Leverkusen, 2-1. Muenchen pun memastikan menutup tahun 2020 dengan status pemuncak klasemen sementara Bundesliga.
Menjelang akhir tahun ini, Lewandowski juga mencetak gol ke-253 di Bundesliga. Penyerang berusia 32 tahun itu menjadi pemain ketiga dalam sejarah Bundesliga yang mencetak lebih dari 250 gol, setelah Gerd Muller (365 gol) dan Klaus Fischer (268). Kendati demikian, ia adalah orang non-Jerman pertama yang mencapai prestasi tersebut.
Agaknya Lewandowski terus memetik hasil berkat kerja keras dan semangat pantang menyerahnya selama ini. Termasuk dalam hal pundi-pundi gaji. Jika dulu Lewandowski hanya dibayar Rp 4,3 juta per bulan, kini ia digaji sekitar Rp 28 miliar per bulan oleh Muenchen.
Kini, Lewandowski kian membuktikan ungkapan yang sudah menjadi rahasia umum, hasil tak akan pernah mengkhianati proses.
*) Jurnalis Republika Online