Selasa 22 Dec 2020 09:23 WIB

Tips Usaha: Bisnis Camilan Tetap Menguntungkan Saat Pandemi

Tips Bisnis: Bisnis Camilan Tetap Menguntungkan di Kala Pandemi

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Bisnis Camilan Tetap Menguntungkan di Kala Pandemi, Kata Oma Sukses Kembalikan Kejayaan Telur Gabus. (FOTO: Kata Oma)
Bisnis Camilan Tetap Menguntungkan di Kala Pandemi, Kata Oma Sukses Kembalikan Kejayaan Telur Gabus. (FOTO: Kata Oma)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Pandemi covid-19 banyak membawa dampak buruk bagi bisnis dan perekonomian Indonesia. Namun, melalui acara Brilianpreneur 2020, pameran industri kreatif UMKM Expo(rt) yang diselenggarakan oleh BRI pada 1-15 Desember 2020, ditemukan bahwa UMKM masih bergairah dan memiliki pertumbuhan yang positif. Tampil sebagai pemenang The Best UMKM Expo dengan transaksi pembelian tertinggi adalah Kata Oma Telur Gabus.

Kata Oma adalah satu dari 573 UMKM yang mengikuti Brilianpreneur 2020 dengan total transaksi terjual sebanyak 24.653 bungkus. Penjualan dilakukan online melalui Indonesia Mall, sebuah program kerja sama BRI  yang melibatkan e-commerce ternama seperti Tokopedia, Lazada, Blibli, Shopee, dan Bukalapak. 

Founder Kata Oma, Furiyanti, berkata, "kami sangat tidak menyangka dapat menjadi The Best UMKM Expo di ajang Brilianpreneur ini. Sejak awal kami tidak pernah bermimpi untuk membisniskan produk warisan keluarga, Telur Gabus, apalagi sampai menjadi pemenang seperti ini. Kata Oma lahir dari kepedulian seorang Oma untuk memenuhi kebutuhan camilan anak cucunya dengan camilan yang enak, terbuat dari bahan-bahan alami, otentik Indonesia dan tentunya higienis."

Baca Juga: Danone Gandeng Google, Perkuat UMKM Milik Perempuan

Telur Gabus Kata Oma berawal dari Telur Gabus rumahan yang dibuat oleh ibu dari Furiyanti dengan menggunakan resep turunan keluarga. Ternyata Telur Gabus ini mendapatkan respons yang positif dari orang-orang yang pernah mencobanya, sehingga akhirnya melahirkan permintaan untuk dipasarkan.

"Mulai 2016, produk Telur Gabus ini diproduksi dalam skala industri rumahan yang dikerjakan secara sederhana dengan menggunakan plastik bening sebagai wadah awalnya. Lalu melihat permintaan pasar yang terus berkembang, tahun 2018, Telur Gabus ini dipasarkan dengan menggunakan merek KATA OMA dengan konsep camilan alami untuk kehangatan keluarga," cerita Furyanti.

Ternyata bisnis camilan Telur Gabus yang berjalan dari 2018 ini mendapatkan apresiasi yang positif dan permintaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan kualitas pun dilakukan dengan mengubah kemasan metalize yang melindungi produk dari sinar ultraviolet, kelembaban, dan oksigen sehingga kualitas produk terjamin dapat tahan satu tahun meskipun tidak menggunakan pengawet.

Strategi distribusi juga memiliki peran penting dalam keberhasilan bisnis ini. Di tengah pandemi seperti ini dukungan dari reseller yang terdiri lebih dari 500 orang di seluruh Indonesia ini menjadi salah satu jalur yang efektif bahkan menjanjikan bagi pendapatan mereka.

"Industri UMKM, khususnya di sektor makanan dan minuman, sangat berpotensi dan memiliki pasar yang sangat besar sekali untuk dimaksimalkan ke depannya. Bahkan Kata Oma hingga saat ini masih membutuhkan banyak reseller untuk bersinergi bersama memasarkan Kata Oma ke berbagai daerah di Indonesia, dan hal ini akan sangat berkontribusi kepada roda perekonomian di Tanah Air," ungkap Furiyanti.

Keberhasilan UMKM seperti Kata Oma, juga tak lepas dari dukungan dan kolaborasi berbagai pihak mulai dari reseller hingga mitra distribusi. Unifam yang bersinergi dengan Kata Oma sebagai mitra distribusi, telah memberikan peluang menjanjikan bagi industri UMKM ini dengan menyalurkan produk ini ke supermarket di antaranya Aeon Supermarket, Alfamart, Farmers Market, Family Mart, Food Hall, Hypermart, Naga Swalayan dan Ranch Market.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement