REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Selama situasi Covid-19, walaupun kegiatan sehari-hari dibatasi protokol kesehatan dan sebagainya, tidak berpengaruh ke mualaf yang ingin bersyahadat di Masjid Lautze 2 di Jalan Tamblong, Kota Bandung.
"Pandemi Covid-19 tak mengurangi jumlah orang yang ingin bersyahadat," ujar Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Lautze 2, Koko Rahmat, akhir pekan ini. Mereka yang bersyahadat di Masjid Lautze 2 telah mencapai 139 orang. Jumlah tersebut merupakan data dari tahun 2017 hingga 2020.
Rahmat menjelaskan, pertama kali pihaknya mensahadatkan pada tanggal 23 April 2017 yakni telah mengikrarkan syahadat 5 saudara. "Lalu selama 2017 itu total 28 orang, 2018 itu 32, 2019 ada 48 orang, dan 2020 ada 31 saudara baru, jumlah total ada 139 orang," katanya.
Rahmat mengatakan, tingginya minat mualaf melakukan syahadat di Masjid lautze 2 dikarenakan banyak faktor. Salah satu faktor utamanya adalah adanya pembinaan yang dilakukan DKM Lautze 2.
"Keunikan karena kita ada pembinaannya, ada komunitasnya, di tempat lain tidak ada, jadi mereka kebingungan, akhirnya mereka lari ke sini, jadi amanahnya kita maksimalkan," katanya.
Masjid Lauzte, kata Koko, terus melakukan pembinaan sebelum syahadat. Di antaranya pembinaan yang diberikan dimulai tata cara berwudhu hingga pelatihan praktik salat. "Setelah itu kita belajar tata cara berwudhu, teori dan praktiknya, tata cara salat dan praktiknya, setelah mengikuti empat pembinaan ini, boleh bersangkutaan mengucapkan ikrar syahadat," paparnya.
Sementara menurut Direktur Wakaf Salman ITB, M. Khirzan N. Noe’man, Wakaf Salman ITB hadir menjadi sebagai nazhir wakaf di Kota Bandung. Sudah banyak kegiatan sosial yang telah dilakukan Wakaf Salman hingga saat ini. Pada Jum’at, 25 Desember 2020 bertepatan dengan hari Jum’at terakhir di 2020, Wakaf Salman ITB memberikan bantuan senilai Rp.200.000.000 kepada Masjid Lautze 2 untuk pembebasan lahan.
Masjid Lautze 2 didirikan pada tahun 1997 di Jalan Tamblong No. 27 Bandung. Nama Masjid Lautze sendiri berasal dari nama jalan tempat didirikannya Masjid Lautze yang pertama yaitu Jalan Lautze di Kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Masjid Lautze 2 Bandung sendiri didirikan oleh Komunitas Muslim Tionghoa di Bandung dengan menyewa satu petak ruko berukuran 6x7 Meter dengan kondisi sempit dan cahaya matahari yang kurang.
Pada Tahun 2016 sampai 2017, Masjid Lautze 2 direnovasi agar lebih nyaman digunakan beribadah dan belajar agama Islam. Masjid dengan arsitektur unik tersebut juga meningkatkan aktivitasnya terutama di wilayah sosial seperti berbagi kudapan di Jumat Berkah untuk para Jamaah.
Hingga saat ini, kata dia, renovasi yang telah dilakukan oleh Masjid Lautze 2 diantaranya adalah renovasi masjid, renovasi sarana prasarana dan, pembebasan lahan termasuk juga rumah singgah bagi para mualaf.
Dari tahun ke tahun, kata dia, jamaah dari Masjid Lautze 2 sendiri terus bertambah, hingga saat ini terhitung sudah 139 mualaf yang sudah bersyahadat. Selain sebagai tempat singgah mualaf, Masjid Lautze juga menyediakan kelas Pra Tahsin untuk para mualaf. Sebanyak 5 kelas telah tersedia dengan peserta pembinaan sejumlah 60 orang
Pada saat ini, kata dia, Masjid Lautze 2 dapat menampung jamaah sebanyak 200 orang. Namun, pada pelaksanaan shalat Jum’at atau hari besar lainnya, kurang lebih sebanyak 1000 jamaah dapat beribadah di Masjid Lautze ditambah dengan penyediaan tempat dari halaman hingga Jl. Kejaksaan.
Wakaf Salman ITB, kata dia, sejauh ini telah berkontribusi dalam pengembangan dan pembangunan Masjid Lautze 2. Di antaranya adalah dalam perbaikan sarana prasarana, renovasi toilet dan tempat wudhu, dan yang terbaru adalah penyaluran mesin Reverse Osmosis (RO) yang mengubah air baku menjadi air siap minum bagi jamaah.
Setelah pembebasan lahan selesai dilakukan, Masjid Lautze 2 berencana untuk merenovasi penyempurnaan bangunan dan fasilitas di ruko 25, 27, dan 29 yang diharapkan rampung sebelum bulan ramadan tahun 2021.
Menurutnya, bertepatan dengan momen Milad Wakaf Salman yang ke 4 tahun ini, Wakaf Salman berharap dapat lebih banyak berkontribusi dalam membantu umat untuk menghadapi berbagai macam permasalahan sosial. "Semoga doa dan harapan kita di tahun depan akan menjadikan kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat untuk masyarakat," katanya.