Ahad 27 Dec 2020 15:07 WIB

Umat Islam di Indonesia Rawan Diterkam Perpecahan

Polarisasi umat Islam dimulai sejak Pilkada DKI 2017 antara pemerintah dan oposisi.

Massa yang tergabung dalam Alumni 212 memadati lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (2/12).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Massa yang tergabung dalam Alumni 212 memadati lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (2/12).

 

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imaam Yakhsyallah Mansur, Pimpinan Jaringan Ponpes Al-Fatah, Indonesia

 

"Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah, segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS Ali Imran: 26).

Syekh Muhammad Ramadhan al–Buthy, saat menjelaskan ayat di atas menyatakan, tujuan dan cara Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berjuang dan berdakwah bukan melalui kekuasaan atau mencapai jabatan penguasa, melainkan kejujuran, kebenaran, dan kebersahajaan.

Mencermati dinamika kehidupan bangsa Indonesia saat ini, kita perlu mewaspadai potensi perpecahan di kalangan umat Islam, yang akan berakibat melemahnya kekuatan dan ukhuwah. Polarisasi umat Islam dimulai sejak Pilkada DKI 2017 hingga saat ini, sepertinya kian mengental dengan adanya dua kubu, yaitu pendukung pemerintah dan oposisi. Keduanya mayoritas Muslim dan sama-sama ingin menegakkan keadilan dan mencintai persatuan.

Muhamad Abduh (1849-1905), reformis Mesir berpendapat, setidaknya ada empat penyebab perpecahan umat. Pertama, faktor politik (beda partai dan pilihan politik). Kedua, mazhab, yang tak seharusnya diributkan karena masing-masing memiliki dalil.

Ketiga, ashabiyah, padahal tidak ada kelebihan satu dengan yang lain, kecuali takwanya. Keempat, bangga dengan pendapatnya serta menolak pendapat orang lain, padahal kebenaran sejati itu milik Allah SWT.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement