Ahad 27 Dec 2020 15:30 WIB

Iming-Iming Calo Rapid Test di Stasiun Senen

Para calo mengklaim diberitahu orang dalam stasiun untuk klinik yang lolos pengecekan

Rep: Febryan. A/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas medis melakukan rapid tes antigen COVID-19 kepada calon penumpang Kereta Api (KA) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (21/12/2020).PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero jelang Natal dan Tahun Baru 2021 menerapkan protokol kesehatan ketat moda transportasi KA, mulai 22 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021, yakni penumpang KA jarak jauh di Pulau Jawa diharuskan untuk menunjukkan hasil rapid test antigen atau tes PCR yang negatif sebagai syarat perjalanan naik kereta api.
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA
Petugas medis melakukan rapid tes antigen COVID-19 kepada calon penumpang Kereta Api (KA) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (21/12/2020).PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero jelang Natal dan Tahun Baru 2021 menerapkan protokol kesehatan ketat moda transportasi KA, mulai 22 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021, yakni penumpang KA jarak jauh di Pulau Jawa diharuskan untuk menunjukkan hasil rapid test antigen atau tes PCR yang negatif sebagai syarat perjalanan naik kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, "Sudah punya rapid, Bang?" begitu perkataan sejumlah pria, yang mengenakan jaket ojek daring, kepada calon penumpang di Stasiun Pasar Senen. Jika kebingungan calon penumpang menjawab pertanyaan itu, sejurus kemudian mereka bakal menawarkan jasa rapid test atau pengurusan surat keterangan sehat (SKS) yang diklaim murah meriah.

Praktik percaloan ini tampak di pintu masuk Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (17/12) siang. Delapan orang itu silih berganti menawarkan jasa cek kesehatan agar calon penumpang bisa berangkat menuju kota tujuan. Sebab, PT KAI mewajibkan calon penumpang mengantongi hasil swab test atau rapid test ataupun SKS jika ingin bepergian dengan kereta.

Salah satu calo, yang menggunakan jaket ojek daring dan topi berwarna hitam, menawarkan jasa itu kepada Republika. Harga rapid test Rp 95 ribu. Sedangkan pengurusan SKS Rp 45 ribu. Jika setuju, biaya bertambah Rp 40 ribu untuk ongkos perjalanan ke klinik.

"Udah banyak yang saya bantuin. Tuh yang dua orang juga saya yang bantuin. Ayo, bentar kok Bang. Saya antarin sekarang," kata pria paruh baya itu sembari menunjuk dua calon penumpang yang sedang duduk di lantai pintu masuk stasiun.