REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud menegaskan pentingnya persatuan dalam mempersiapkan momen pergantian tahun.
Menurut dia, dengan meningkatkan persatuan dan kesatuan, Indonesia dapat berkembang menjadi bangsa yang warganya senantiasa ta’awun (saling tolong-menolong), tafahum (saling memahami), dan takaful (saling melengkapi).
“Adapun langkah fundamental yang perlu dilakukan adalah ta’aruf (saling kenal-mengenal), karena di saat masyarakat telah saling mengenal maka rasa saling memahami (tafahum) akan meningkat,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (30/12).
Dia menjelaskan, ta'aruf adalah langkah yang sangat fundamental untuk membangun persatuan. Setelah sudah saling kenal meningkat menjadi saling memahami, setelah saling memahami meningkat menjadi saling tolong menolong, setelah sudah saling tolong menolong meningkat menjadi saling menutupi jika ada kekurangan, setelah saling menutupi kekurangannya, meningkat menjadi persekutuan, kesatuan dan persatuan (tahaluf).
“Itulah inti ajaran agama dalam hidup sosial bermasyarakat dan bernegara dalam menghadapi perubahan, termasuk perubahan pergantian tahun. Itulah harapan kita bernegara dan berbangsa atas pergantian 2021,” ujarnya menambahkan.
Menurut Kiai Marsudi, terdapat dua perubahan dalam hidup manusia, yaitu attaghyiir al-ijbary (perubahan yang memaksa anda untuk berubah) dan attaghyiir al-ichtiyary(perubahan yang direncanakan).
“Perubahan al-ijbary adalah perubahan yang memaksa kita untuk berubah, kita mau berubah ya kita berubah, kita tidak mau berubah ya tetap berubah, seperti adanya Covid-19, telah mengubah perilaku kita sehari hari,” jelasnya.
“Untuk menghadapinya, maka kita harus melakukan perubahan yang direncanakan, agar tidak terkaget kaget jika ada masalah perubahan yang tiba-tiba terjadi,” sambungnya.
Dia menjelaskan, dalam Islam, umat Muslim diajarkan untuk menghadapi perubahan dengan persiapan yang matang, dan yang paling mendasar adalah memperkuat sinergi dan persatuan. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mengetengahkan pandangan dan paham agar tidak terlalu condong ke satu sisi saja.
“Dalam berbangsa dan bernegara kita harus menyiapkan pergantian tahun ini dengan hal yang paling mendasar dan fital saat ini, untuk menyikapi carut marutnya berbangsa, dengan bersinergi antar bangsa antar kelompok di Indonesia yang majemuk,” kata dia.
“Maka langkah yang harus dilakukan antara lain dengan mengetengahkan pandangan dan paham yang ada di sebelah kanan jauh dan sebelah kiri jauh, mendekatkan yang jauh dan merekatkan yang sudah dekat,” sambungnya.