REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Peristiwa yang terjadi pada tahun 2020 memperdalam krisis yang sedang berlangsung di Iran, yang mengalami masa-masa sulit akibat sanksi Amerika Serikat (AS) selama beberapa tahun terakhir.
Pada 2020, ribuan orang Iran tewas karena pandemi virus corona dan beberapa krisis sosial dan politik yang semakin meningkatkan isolasi internasional terhadap Iran.
Pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani
Peristiwa paling mengejutkan tahun ini bagi Iran adalah pembunuhan Jenderal Iran Qasem Soleimani pada awal Januari lalu. Soleimani tewas bersama Abu Mahdi al-Muhandis, wakil pemimpin milisi Hashd al-Shaabi Irak atau Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) dalam serangan udara drone AS di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari tahun ini.
Soleimani, yang disebut "martir yang hidup" oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, adalah orang kunci dalam menentukan kebijakan regional Teheran. Pada 5 Januari, Iran mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi memenuhi komitmen apa pun di bawah kesepakatan nuklir 2015 yang ditandatangani dengan negara kekuatan dunia.
Pada 7 Januari, setidaknya 56 pelayat tewas dan 213 lainnya terluka dalam peristiwa desak-desakan selama pemakaman Soleimani di Iran. Pada 8 Januari, Iran menyerang pangkalan udara Ain al-Asad yang menampung pasukan AS dan koalisi dengan puluhan rudal.
Sementara otoritas Iran mengklaim bahwa setidaknya 80 tentara AS tewas, namun Washington membantah adanya korban dalam serangan itu. Pada hari yang sama, sebuah pesawat penumpang tipe Boeing 737 milik Ukraina jatuh di dekat Teheran, menewaskan 167 penumpang dan sembilan awak pesawat di dalamnya.