REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo, mengatakan masih mempertimbangkan apakah kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sejatinya dimulai Januari 2021 dilaksanakan tepat waktu atau kembali ditunda. Supomo menuturkan, ada beberapa alasan rencana PTM kembali harus melewati hitung-hitungan matang. Salah satunya karena kasus Covid-19 yang terus meningkat.
"Kami masih menimbang-nimbang kemungkinan (PTM) untuk dibuka kembali," kata Supomo dikonfirmasi Ahad (3/12).
Supomo mengatakan, untuk kembali menggelar pembelajaran tatap muka dalam kondisi pandemi Covid-19 tak semudah membalikkan telapak tangan. Artinya, kata dia, perlu memperhatikan beberapa aspek untuk dikoordinasikan dengan pihak terkait seperti komite sekolah, wali murid, pemerintah daerah, hingga pihak terkait lainnya.
Supomo belum bisa memastikan kapan pembelajaran tatap muka akan kembali digelar. Meskipun Surabaya telah menggelar simulasi pembelajaran tatap muka di beberapa sekolah, namun Pemkot masih menunggu analisa dari Satgas Covid-19.
"Sambil melihat analisa dari Satgas Covid-19," ujarnya.
Supomo menyatakan, untuk saat ini, sekolah jarak jauh atau daring masih menjadi alternatif dalam proses belajar mengajar kepada para siswa. Artinya, kata Supomo, pembelajaran tatap muka kemungkinan kembali ditunda sambil melihat perkembangan penyebaran Covid-19.
"Pertimbangan itu, selanjutnya kami mengambil kesimpulan, mungkin diundur sambil melihat perkembangan," kata dia.
Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto, mengungkapkan kajian perihal persiapan sekolah tatap muka atau PTM dilakukan secara mendalam. Ia menyebut, Pemkot Surabaya juga akan melibatkan akademisi hingga epidemiolog.
"Juga melibatkan para pakar, akademisi dan termasuk epidemiolog. Faktor lain juga akan dikaji semua, sehingga nanti akan terlihat hasil kajian, memungkinkan tatap muka atau tidak," kata Irvan.