Ahad 03 Jan 2021 13:41 WIB

Sampah Plastik Desa Bangun, Jadi Sandaran Hidup dan Ancaman

Warga Desa Bangun mengolah sampah dari Amerika dan Eropa.

Red: Dwi Murdaningsih
 Pekerja membersihkan tumpukan puing dan sampah plastik. ilustrasi
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Pekerja membersihkan tumpukan puing dan sampah plastik. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Desa Bangun di Jawa Timur memiliki pendapatan yang cukup baik dari memilah sampah. Namun pekerjaan ini menjadi ancaman bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Desa Bangun di Mojokerto, Jawa Timur, mendapat sorotan di beberapa tahun belakangan karena permasalahan impor sampah plastik ilegal. Di sana sampah plastik yang dikirim dari Amerika atau Eropa dipilah oleh warga untuk mereka jual kembali.

Baca Juga

Namun, profesi pemilahan sampah warga Desa Bangun ini tidak berawal saat sampah plastik impor masuk Indonesia. Mereka sudah memilah milih sampah sejak puluhan dekade ke belakang.

Rebin, seorang warga desa Bangun yang sudah sejak 2005 menjadi pemulung dan pemilah sampah plastik. Rebin mengisahkan, keberadaan sampah plastik di Desa Bangun ini tidak lepas dari adanya pabrik kertas Pakerin (Pabrik Kertas Indonesia), yang berdiri dan beroperasi sejak 1977, dan melakukan pengembangan pada 1985.