REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Tokoh utama generasi baru pemimpin bisnis dan teknologi China, Jack Ma, memang telah dikabarkan ‘menghilang’ dari sorotan sejak beberapa bulan lalu. Tak hanya itu, dalam tiga bulan terakhir, kekayaan dari pendiri Alibaba itu juga menurun drastis.
Dikutip dari The Independent Senin (4/1), turunnya aset Ma dikarenakan rencana IPO melalui perusahaan Ant Group telah ditangguhkan oleh otoritas China. Tak hanya itu, akhir tahun kemarin, rencana buyback saham senilai miliaran pound juga gagal menarik minat investor. Hingga kini, pihak berwenang juga dilaporkan membuka penyelidikan terhadap perusahaan Ma.
Perseteruan Ma dengan China, tak lain mulai terjadi karena pidato kontroversialnya di China pada Oktober 2020. Saat itu ia menyesali sistem regulasi keuangan negara dan menyerukannya untuk direformasi. Aral melintang, miliarder tersebut malah menghadapi serangkaian tindakan dari otoritas China, alih-alih dari reformasi keuangan tuntutannya di hadapan pejabat organisasi pengatur.
Ma sekarang juga tidak terlihat di depan umum selama lebih dari dua bulan. Hal itu semakin kentara dan diisorot, khususnya oleh pengunduran dirinya yang misterius dari penampilan di acara TV realitasnya sendiri.
Ma, yang awalnya merupakan tokoh utama bagi generasi bisnis di China, saat ini seolah berubah dan dianggap menjadi musuh utama China. Hal itu cukup mengejutkan, jika melihat latar belakang kesuksesannya.
Lahir di Hangzhou di China timur, pria berusia 56 tahun ini berasal dari keluarga miskin dan pernah menjadi guru bahasa Inggris. Dia membeli komputer pertamanya pada usia 33 tahun. Dalam dua dekade terakhir menjadi bintang ekonomi China melalui kesuksesan raksasa e-commerce miliknya, Alibaba.
Ma mengundurkan diri sebagai ketua Alibaba pada 2019. Dia tetap menjadi sorotan publik melalui penampilan media dan kerja filantropis. Selama pandemi Covid-19, dia telah menyumbangkan masker dan ventilator ke AS - upaya yang mendapat pujian dari beberapa politisi AS.
Kekayaan Jack Ma
Jack Ma hingga kini diketahui memiliki berbagai kepentingan bisnis. Selain sebagai pendiri Alibaba, ia juga memiliki saham di layanan pembayaran online Ant Group.
Pada satu titik, Ma menjadi orang terkaya di Asia - meskipun ia kemudian digantikan oleh pengusaha Cina lainnya. Menurut Bloomberg's Billionaires Index, kekayaan bersihnya dilaporkan sekitar 50,6 miliar dolar AS. Nilai itu menjadikannya orang terkaya ke-25 di dunia.
Melalui bisnisnya itu, Ma mendapat perubahan besar. Khususnya, bagi pria yang pernah mengajar bahasa Inggris dengan bayaran Rp 210 ribu per bulan. Dia juga sempat mengatakan, pernah ditolak untuk 30 pekerjaan, termasuk satu pekerjaan di KFC - sebelum dia mendirikan perusahaannya sendiri.