REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Perajin tahu di Kabupaten Lebak, Banten kembali memproduksi setelah tiga hari terakhir melakukan aksi mogok. Aksi mogok produksi ini menyusul terjadi kenaikan harga kedelai di pasaran.
"Kami menyiasati produksi diperkecil agar tetap bisa berjualan dan sedikit untung setelah harga kedelai melonjak," kata Herman, seorang perajin tahu di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin (4/1).
Harga kedelai di pasar sejak sepekan terakhir yang cukup mahal membuat perajin tahu terpukul dan terpaksa menghentikan produksi agar pemerintah bisa kembali menstabilkan kedelai. Sebab, jika harga kedelai itu tidak distabilkan dikhawatirkan perajin terancam gulung tikar.
Saat ini, harga kedelai sudah menembus Rp 470 ribu dari sebelumnya Rp 370 ribu per karung seberat 50 kilogram per karung. "Naiknya cukup tinggi hingga mencapai Rp 100 ribu," katanya menjelaskan.
Ia pun memutar otak agar usahanya berlangsung dan dapat meraup keuntungan dengan memperkecil satuan tahu yang dijual ke konsumen. Apabila produksi tidak diperkecil dipastikan rugi karena konsumen cukup keberatan jika harga tahu dinaikkan. "Kami bingung jika tidak diperkecil ukurannya, dipastikan gulung tikar," katanya.