Rabu 06 Jan 2021 12:38 WIB

KPK Dalami Rekening Bank Penampungan Suap Edhy Prabowo

KPK mendalami rekening bank yang digunakan menampung suap untuk Edhy Prabowo.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil staf istri mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Ainul Faqih. Dia diperiksa sebagai saksi terkait perkara suap perizinan tambak, usaha dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.

"Saksi Ainul Faqih dikonfirmasi tentang pengetahuannya mengenai adanya rekening bank dan kartu ATM yang diduga sebagai penampungan uang," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri di Jakarta, Rabu (6/1).

Baca Juga

Ali mengatakan, sumber dana yang masuk ke rekening tersebut diduga berasal dari pihak eksportir yang mendapatkan ketetapan izin ekspor benih lobster. Ali melanjutkan, uang tersebut diduga dipergunakan untuk kepentingan tersangka Edhy Prabowo.

Pemeriksaan terhadap Ainul Faqih dilakukan pada Selasa (5/1) lalu. Dalam kesempatan itu, KPK juga memeriksa pihak swasta dari PT Sentosa Bahari Sukses, Johan. Perusahaan tersebut merupakan satu dari 26 perusahaan yang mendapatkan izin ekspor benih lobster dari KKP.

Ali mengatakan, Johan dikonfirmasi mengenai pengetahuannya terkait perizinan dan pengiriman benih lobster di KKP. KPK juga menggali keterangan lebih lanjut soal dugaan adanya setoran uang kepada PT Aero Citra Kargo (ACK) yang merupakan satu-satunya forwarder ekspor benih lobster.

Sedangkan, satu saksi dari pihak swasta lainnya Chandra Astan tidak memenuhi panggilan KPK. Ali menjelaskan, saksi tersebut mengaku sakit sehingga tidak bisa hadir ke Gedung Merah Putih KPK guna memberikan keterangan.

"Konfirmasi tidak hadir karena sakit. Pemeriksaan dijadwalkan ulang namun belum ditentukan waktunya," kata Ali lagi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement