REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah adalah suara penting dari Islam yang percaya diri, toleran dan memiliki orientasi keluar. Kedua organisasi ini telah memberikan kontribusi yang signifikan di panggung dunia, meningkatkan reputasi Indonesia sebagai negara yang saling menghargai, negara dengan toleransi dan demokrasi.
Duta Besar Inggris Owen Jenkins, bersama dengan Kuasa Usaha Kedutaan Besar Italia, bertemu dengan NU dan Muhammadiyah secara terpisah pekan ini untuk membicarakan kerjasama menuju KTT Perubahan Iklim COP26 2020 yang akan diselenggarakan secara bersama-sama oleh Inggris dan Italia.
Duta Besar Owen Jenkins mendorong kedua organisasi tersebut untuk menerima undangan dari Sri Paus untuk bergabung dalam pertemuan puncak para pemimpin agama dunia pada 4 Oktober 2021 di Roma.
Sri Paus akan menyelenggarakan pertemuan dengan para pemimpin agama di dunia untuk membahas tugas dan peran penting agama dalam perang melawan Perubahan Iklim. Acara Pemimpin Iman tersebut diselenggarakan Tahta Suci Vatikan (Holy See), Kedutaan Besar Inggris untuk Tahta Suci Vatikan dan Kedutaan Besar Italia untuk Tahta Suci Vatikan.
Sri Paus mengatakan, para pemimpin agama perlu menjadi "penyebar harapan" tentang Perubahan Iklim, dan memberikan contoh kepada orang lain: "Mari kita bersaksi kepada komunitas agama serta masyarakat kita, di mana kita hidup: Persatuan, solidaritas dan persaudaraan, untuk memperbaiki 'rumah bersama' kita ... karena kita semua adalah sebuah keluarga besar”.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan, peran kedua organisasi ini akan berdampak sangat signifikan jika mereka dengan sepenuh hati menyuarakan dukungan dalam perang melawan perubahan iklim.
“Dua pertemuan di pekan yang sama dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, sangat penting bagi saya,” ujar dia.
Semua agama besar di dunia, kata dia, mencatat kewajiban moral umat manusia untuk melindungi ciptaan Tuhan, keindahan alam yang yang sangat kita nikmati, dan juga kita manfaatkan. Mengatasi perubahan iklim membutuhkan upaya global seluruh masyarakat, dan organisasi keagamaan memiliki peran yang sangat penting dalam isu ini.
“Saya ingin sekali melihat NU dan Muhammadiyah berpartisipasi dalam KTT ini di Roma pada 4 Oktober dan pada COP26 pada 1-12 November di Glasgow. Saya sangat senang karena kedua organisasi tersebut telah menyatakan antusiasme mereka,” kata dia.
Dia menyebut kedua organisasi ini sudah memiliki kegiatan-kegiatanyang sangat bagus untuk membantu pelestarian lingkungan.
“Saya akan senang jika mereka terlibat dan berdiskusi dengan para anggotanya tentang langkah ke depan menuju kontribusi 'Nol Bersih' untuk Perubahan Iklim, dan mendorong lebih banyak orang Indonesia untuk mengambil tindakan dalam melindungi planet kita.
Kami juga membahas pentingnya menangani ekstremisme, meningkatkan toleransi dan manfaat dari sebuah hubungan antaragama yang kuat," tutur dia.
Pertemuan dengan NU dan Muhammadiyah adalah hasil kerjasama Duta Besar Inggris dan Kuasa Usaha Kedutaan Italia Giovanni Brignone. Inggris dan Italia adalah tuan rumah bersama untuk KTT Perubahan Iklim COP26.